ZONA PRIANGAN - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengklaim telah menghancurkan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Amerika Serikat (AS) membantu Ukraina dengan HIMARS dan itu sangat mengganggu pergerakan pasukan Vladimir Putin.
Sehingga HIMARS jadi target utama prajurit Kremlin, hasilnya roket buatan AS itu berhasil dihancurkan di wilayah Donbass.
Kemenhan Rusia melaporkan, sudah dua HIMARS yang dihancurkan pasukan Moskow. Sementara Pentagon memasok Kiev dengan delapan HIMARS.
Menurut Kemenhan Rusia, dua HIMARS Ukraina yang dihancurkan saat digunakan di daerah Malotaranovka di Republik Rakyat Donetsk.
"Selain dua HIMARS, serangan pasukan Rusia berhasil meledakan dua depot amunisi milik Ukraina," tutur Kemenhan Rusia.
Baca Juga: Juara Dunia Kompetisi Menembak dengan Tank Asal Rusia Tewas Saat Bentrok dengan Tentara Ukraina
Pada akhir Juni, Republik Rakyat Luhansk (LPR) mengatakan bahwa 142 HIMARS telah digunakan oleh pasukan Ukraina di Donbass.
Pertama kalinya pihak berwenang setempat melaporkan bahwa sistem yang dipasok AS telah digunakan dalam pertempuran.
Sebelum itu, kepala Staf Umum Ukraina, Valery Zaluzhny, memposting sebuah video, yang dimaksudkan untuk menunjukkan pasukan pro-Kiev mengoperasikan sistem roket jarak jauh.
Pada tanggal 23 Juni, Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov menyambut kedatangan HIMARS dan mengucapkan terima kasih kepada rekan dan temannya dari Amerika Lloyd Austin (kepala Pentagon) atas alat-alat canggih itu.
“Musim panas akan menjadi panas bagi penjajah Rusia. Dan yang terakhir untuk beberapa dari mereka," tulisnya di Twitter yang dikutip rt.com.
Rusia terus-menerus memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak memberikan senjata kepada Ukraina dengan mengatakan bahwa itu hanya akan mengarah pada perpanjangan konflik dan penciptaan masalah jangka panjang.
Baca Juga: Takut Serbuan NATO, Pasukan Vladimir Putin Ditarik dari Alakurtti Dekat Perbatasan Finlandia
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan pada hari Selasa bahwa beberapa senjata asing yang ditujukan untuk Ukraina menyebar ke seluruh Timur Tengah dan muncul di pasar gelap.
Militer Rusia juga menjelaskan bahwa setiap senjata asing di wilayah Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah.
Akhir bulan lalu negara-negara G7 berjanji untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam segala bentuk yang mungkin selama yang dibutuhkan.***