Setelah tes hari Selasa, sebuah jet F-15K angkatan udara Korea Selatan menjatuhkan sepasang bom berpemandu pada target di lepas pantai baratnya, yang disebut Seoul sebagai demonstrasi kemampuan serangan presisi terhadap sumber provokasi Korea Utara.
Jepang tidak mengambil langkah untuk menembak jatuh rudal itu tetapi Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada mengatakan tidak akan mengesampingkan opsi apa pun, termasuk kemampuan serangan balik, karena tampaknya akan memperkuat pertahanannya.
Korea Selatan juga mengatakan akan meningkatkan militernya dan meningkatkan kerja sama sekutu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson menyebut uji coba Korea Utara itu "mengganggu stabilitas" dan mengatakan itu menunjukkan "pengabaian secara terang-terangan Korea Utara terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma-norma keselamatan internasional".
Peluncuran itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, yang telah menjatuhkan sanksi atas program nuklir dan rudal Korea Utara.
Uji dunia nyata
Pejabat di Tokyo dan Seoul mengatakan rudal itu terbang sejauh 4.500 hingga 4.600 km di ketinggian maksimum sekitar 1.000 km.
Baca Juga: Jalur Penerbangan Iran-China dengan Ancaman Bom, Pilot Mahan Air Meminta Izin Mendarat di Delhi
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan itu tampaknya merupakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang diluncurkan dari Provinsi Jagang Korea Utara. Korea Utara telah meluncurkan beberapa tes baru-baru ini dari sana, termasuk beberapa rudal yang dikatakan "hipersonik".