Ukraina Siapkan Serangan Balasan atas Serangan Rusia di Bakhmut

- 24 Maret 2023, 14:00 WIB
Prajurit unit anti-pesawat dari Brigade Penyerangan Gunung ke-10, dengan tanda panggilan "Chub", 34 tahun, bersiap untuk berpose dengan sistem rudal anti-pesawat portabel, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di dekat Soledar, utara Bakhmut, Ukraina, 23 Maret 2023.
Prajurit unit anti-pesawat dari Brigade Penyerangan Gunung ke-10, dengan tanda panggilan "Chub", 34 tahun, bersiap untuk berpose dengan sistem rudal anti-pesawat portabel, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di dekat Soledar, utara Bakhmut, Ukraina, 23 Maret 2023. /REUTERS/Violeta Santos Moura

ZONA PRIANGAN - Pasukan Ukraina, yang telah bertahan selama berbulan-bulan, akan segera melakukan serangan balik karena serangan Rusia terlihat goyah, kata seorang komandan.

Tetapi Presiden Volodymyr Zelenskiy memperingatkan bahwa tanpa pasokan senjata yang lebih cepat, perang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Zelenskiy mengatakan Eropa harus meningkatkan dan mempercepat pasokan senjata, meminta rudal jarak jauh, amunisi, dan pesawat modern, serta menjatuhkan sanksi tambahan pada Rusia.

Baca Juga: Putin: Proposal Cina Menjadi Dasar Perdamaian di Ukraina

"Jika Eropa menunggu, kejahatan mungkin memiliki waktu untuk berkumpul kembali dan mempersiapkan diri untuk perang selama bertahun-tahun," kata Zelenskiy, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Pada hari Kamis, Zelenskiy terlihat frustrasi ketika pidato video kepada para pemimpin Uni Eropa, yang disampaikan dari sebuah kereta api, 

Pada KTT Uni Eropa, para pemimpin menyetujui sebuah rencana yang disetujui oleh para menteri luar negeri pada hari Senin untuk mengirimkan 1 juta peluru artileri ke Ukraina selama satu tahun ke depan.

Baca Juga: Kerjasama Rusia-Cina Makin Erat Ketika Barat Menawarkan Bantuan untuk Ukraina Senilai Rp244,4 Triliun

Pertemuan tersebut juga membahas ketahanan pangan global dan sanksi-sanksi terhadap Rusia.

Inggris telah berjanji untuk memasok amunisi penembus lapis baja yang mengandung uranium yang sudah habis untuk membantu menghancurkan tank-tank Rusia.

Menurut Presiden Vladimir Putin, langkah Inggris ini akan memaksa tanggapan dari Rusia karena senjata-senjata tersebut memiliki "komponen nuklir". 

Baca Juga: Ukraina dan Barat Skeptisisme Soal Gencatan Senjata, Memberi Waktu Bagi Putin Memperkuat Dirinya

Slovakia mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menyerahkan empat jet MiG-29 pertama yang dijanjikannya kepada Ukraina, sisanya akan dikirimkan dalam beberapa minggu.

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengatakan bahwa pasukannya akan segera memulai serangan balasan setelah menahan kampanye musim dingin Rusia yang brutal.

Ia mengatakan bahwa tentara bayaran Rusia, yang telah berada di garis depan serangan Moskow di Ukraina timur dan selatan, "kehilangan banyak tenaga dan kehabisan tenaga".

Baca Juga: Xi dan Putin Bertemu di Moskow Saat Perang Ukraina yang Tengah Berkecamuk

"Segera, kami akan mengambil keuntungan dari kesempatan ini, seperti yang kami lakukan di masa lalu di dekat Kyiv, Kharkiv, Balakliya, dan Kupiansk," katanya, sambil menyebutkan serangan balasan Ukraina tahun lalu yang berhasil merebut kembali sejumlah wilayah.

Tidak ada tanggapan langsung dari Moskow atas dugaan bahwa pasukannya di Bakhmut kehilangan momentum, tetapi bos Wagner Yevgeny Prigozhin mengeluarkan pernyataan dalam beberapa hari terakhir, memperingatkan akan adanya serangan balasan dari Ukraina.

Pada hari Senin, Prigozhin menerbitkan sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang mengatakan bahwa Ukraina bertujuan untuk memotong pasukan Wagner dari pasukan reguler Rusia.

Baca Juga: Klaim Korea Utara: Hampir 800 Ribu Telah Mendaftar untuk Berperang Melawan Amerika Serikat

Wartawan Reuters yang berada di dekat garis depan di utara Bakhmut melihat tanda-tanda yang konsisten dengan dugaan bahwa serangan Rusia di daerah tersebut bisa jadi akan berkurang.

Di sebuah desa yang dikuasai Ukraina di sebelah barat Soledar, di pinggiran utara Bakhmut, intensitas pengeboman Rusia terlihat berkurang dari dua hari sebelumnya.

"Di sini sangat panas seminggu yang lalu, tetapi dalam tiga hari terakhir ini lebih tenang," kata seorang tentara Ukraina yang menggunakan tanda panggilan "Kamin", atau "Batu".

Baca Juga: Putin Mengatakan Jerman Masih 'Terjajah', Buntut dari Respons Jerman atas Insiden Ledakan di Pipa Laut Utara

"Kita bisa melihat hal ini dari serangan udara musuh. Jika sebelumnya ada lima-enam serangan udara dalam sehari, hari ini kami hanya mendapat satu serangan helikopter," kata tentara itu.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x