Tenaga Medis Kelelahan Berperang, Presiden Duterte: Akan Bunuh Semua Orang Terinfeksi Covid-19

- 5 Agustus 2020, 11:08 WIB
PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte sedang terlihat kesal.*/AFP
PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte sedang terlihat kesal.*/AFP /

PIKIRAN RAKYAT - Kelelahan melawan virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, 80 kelompok lokal yang mewakili 80 ribu dokter dan satu juta perawat menyerukan kontrol yang lebih ketat untuk lawan Covid-19 di Filipina.

Tindakan 'perang' melawan Covid-19 lebih intensif mengingat di Filipina terus menerus mengalami lonjakan hingga menyentuh angka lebih dari 100 ribu kasus.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali memberlakukan penguncian wilayah di Ibu Kota Manila selama dua minggu per hari ini, Selasa, 4 Agustus 2020.

Baca Juga: Dandim Cirebon dari Adhi Kurniawan Kepada Andik Siswanto

Duterte menyetujui penguncian Metro Manila dan provinsi terdekat seperti Laguna, Cavite, Rizal dan Bulacan di bawah 'Modified Enhanced Community Quarantine' atau MECQ sampai 18 Agustus.

Penguncian ini akan memengaruhi 25 juta warga atau hampir seperempat dari lebih dari 100 juta penduduk Filipina.

Beberapa kegiatan bisnis dan angkutan umum juga akan ditutup di ibu kota. Belum diketahui apakah penerbangan domestik akan terpengaruh.

Baca Juga: BTS Peringkat Ketiga di Billboard The Year End Charts 2019, Penghasilan Hampir 200 Juta Dolar AS

Seperti pernah ditayangkan di Warta Ekonomi pada artikel "Presiden Ini Mau Bunuh Semua Pasien Covid-19", yang bersumber dari Viva, Keputusan ini diambil setelah 80 kelompok lokal yang mewakili 80 ribu dokter dan satu juta perawat menyerukan kontrol yang lebih ketat, karena negara itu mulai kelelahan melawan virus corona.

"Saya telah mendengar Anda. Jangan kehilangan harapan. Kami sadar Anda lelah," kata Duterte, dilansir Al Jazeera, Selasa, 4 Agustus 2020.

Duterte juga menyetujui usulan mempekerjakan 10 ribu tambahan profesional medis untuk menambah tenaga kerja saat ini dan memberikan manfaat tambahan bagi petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19.

Baca Juga: Rossi Cetak Rekor Baru Sebagai Pembalap Tertua yang Meraih Podium dalam Sejarah MotoGP

Namun kemarin, Duterte juga mencerca para dokter yang mengungkapkan kekhawatiran tentang situasi sistem kesehatan negara itu, dan menantang mereka untuk mendeklarasikan sebuah revolusi.

"Kamu benar-benar tidak mengenal saya. Anda ingin revolusi? Kalau begitu katakan. Silakan, coba saja. Kami akan menghancurkan segalanya. Kami akan membunuh semua orang yang terinfeksi Covid-19," kata Duterte dengan nada marah.

"Itukah yang Anda inginkan? Kita selalu dapat mengakhiri keberadaan kita dengan cara ini," imbuhnya.

Baca Juga: Pohon Tumbang, Satu Orang Meninggal dan Satu Lainnya Terluka

Tidak jelas bagaimana Duterte mengangkat masalah revolusi, karena pernyataan dari para dokter tidak menyebutkan tentang bangkit melawan pemerintah.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x