Historis dan Kontroversial! China dan Rusia Hadir di Parade Militer Korea Utara

- 28 Juli 2023, 16:37 WIB
Pemandangan rudal yang ditampilkan selama parade militer untuk memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, Korea Utara, 27 Juli 2023.
Pemandangan rudal yang ditampilkan selama parade militer untuk memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, Korea Utara, 27 Juli 2023. /in this image released by North Korea's Korean Central News Agency. KCNA via REUTERS

Baca Juga: Serangan Rudal Rusia di Ukraina Timur Tewaskan Delapan Orang, Warga Sipil Jadi Korban Lagi!

Drone serangan baru tersebut akan memiliki penggunaan terbatas dalam perang di Semenanjung Korea karena kerentanannya terhadap pertahanan anti-pesawat, tetapi

"Korea Utara mungkin mencoba menawarkan drone ini kepada pelanggan eksternal," kata Panda, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Drone tersebut termasuk di antara senjata-senjata yang dipamerkan dalam pameran senjata yang dikunjungi oleh Kim dan Shoigu pekan ini di Pyongyang, seperti yang ditunjukkan dalam foto-foto media negara.

Baca Juga: Cina Kembali Ancam Taiwan Lewat Latihan Militer, Tanpa Pemberitahuan Sebelumnya tentang Latihan Rudal

Resolusi PBB
Dalam pidato di parade, Menteri Pertahanan Jenderal Kang Sun Nam menuduh Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Korea Utara telah berada di bawah sanksi PBB atas program rudal dan nuklirnya sejak tahun 2006. Ini termasuk larangan atas pengembangan rudal balistik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia dan China telah menentang upaya yang dipimpin AS untuk memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap Korea Utara atas usahanya yang terus berlanjut dalam pengembangan rudal balistik, dengan alasan bahwa langkah-langkah yang ada harus diendurir untuk tujuan kemanusiaan dan untuk membantu merayu Pyongyang untuk bernegosiasi.

Baca Juga: Rusia Menembakkan Rudal Supersonik ke Target Latihan di Laut Jepang

Keberadaan China dan Rusia dalam acara-acara dengan rudal balistik yang dilarang mencetuskan keraguan terhadap kesiapan negara-negara tersebut untuk menegakkan sanksi, kata Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Wanita Ewha di Seoul.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x