Network
ZONA PRIANGAN - Fakta mengejutkan mengemuka dalam proses penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) Ke-59 Amerika Serikat (AS) tahun 2020, dimana bertarung dua kandidat kuat, Joe Biden dari Partai Demokrat dan petahana, Donald Trump, dari Partai Republik.
Berikut lima fakta menggemparkan dalam Pilpres AS 2020 yang dihimpun ZonaPriangan.com dari rri.co.id:
Fakta Pertama,
Perolehan suara dan elektoral antara Trump dan Biden saling berkejaran, karena masing-masing memang sudah memiliki basis massa pendukung yang sama kuat.
Baca Juga: Pangdam III/Siliwangi Resmikan Barak Siaga VVIP Korem 061/SK untuk Mengamankan RI-I dan Tamu Negara
Fakta Kedua,
Keadaan berbalik di Arizona, lumbung suara Trump, sebab Joe Biden berhasil menang di sana dengan selisih cukup meyakinkan.
Biden: 50.7 persen/1.444.213 suara
Trump: 47.9 persen/1.365.040 suara
Fakta Ketiga,
Keadaan berbalik di Wisconsin dan Michigan, yang juga menjadi andalan suara bagi Trump.
Baca Juga: Jerinx Dituntut 3 Tahun Penjara, Nora Alexandra Curhat di Instagram
Kejadian di dua negara bagian tersebut membuat Donald murka dan menginginkan penghitungan suara ulang.
Keadaan perolehan suara Wisconsin:
Biden: 49.6 persen/1.630.542 suara
Trump: 48.9 persen/1.610.007 suara
Keadaan perolehan suara Michigan:
Biden: 50.5 persen/2.769.197 suara
Trump: 48 persen/2.634.575 suara
Baca Juga: Innovative Government Awards 2020: Ridwan Kamil Paparkan Delapan Inovasi Jabar, Nomer 7 Keren
Fakta Keempat,
Joe Biden diklaim telah menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) yang menerima suara terbanyak dalam pemilihan umum AS sepanjang sejarah.
Sudah demikian pencapaiannya, ternyata penghitungan suara belum usai, dan masih banyak surat suara yang belum terhitung.
Berdasarkan hasil penghitungan suara Rabu, 4 November 2020, pukul 23.57 WIB (waktu Indonesia), total suara sementara Biden, 69.759.833, melampaui 69.498.516 suara yang dikumpulkan oleh Barack Obama pada tahun 2008, rekor sebelumnya.
Baca Juga: Rizky Billar dan Pinkan Mambo Berlatih Resepsi Jadi Mempelai di Panggung Pop Academy Indosiar
Totalnya sudah melewati 3.9 juta lebih tinggi dari jumlah suara yang diperoleh Hillary Clinton pada tahun 2016, ketika dia memenangkan suara populer tetapi kalah menuju kursi kepresidenan oleh Donald Trump.
Sementara total pencapaian Trump sejauh ini 67.160.663, juga lebih banyak dari jajak pendapat yang dilakukannya pada tahun 2016, dan lebih dari yang disurvei Obama pada tahun 2012.
Ini menempatkan Trump di urutan ketiga dalam daftar kandidat Presiden AS yang menerima suara terbanyak sepanjang masa.
Baca Juga: Rosé BLACKPINK Sedih Tidak Bisa Ngobrol dengan Penggemar Sesering yang Diinginkan, Ini Alasannya !
Fakta Kelima,
Negara bagian Nevada menjadi napas terakhir Joe Biden.
Biden menatap kemenangan dengan hanya membutuhkan 6 (enam) suara elektoral lagi dari Nevada atau kehilangan Nevada tapi dapat memutarbalikkan keadaan di Georgia atau North Carolina.
Setelah Michigan berbalik memberikan suara kepada Biden, lima negara bagian yang tersisa adalah Pennsylvania, North Carolina, Georgia, Alaska, dimana keempatnya masih diungguli Trump.
Baca Juga: Tercatat Ada 244 Kasus Covid-19 di Majalengka, Hampir Semua Tempat Adalah Klaster Penyebaran Virus
Sementara satu negara bagian lagi, yaitu Nevada, menjadi milik Biden, karena dia unggul di sana.
Pennsylvania bernilai 20 suara elektoral, North Carolina 15, Georgia 16, dan Alaska 3 (tiga) elektoral.
Sedangkan Nevada, tempat Biden unggul, memiliki 6 (enam) suara elektoral.
Baca Juga: Inilah Kendaraan Listrik Pertama di Jabar Karya Itenas Berjuluk Sergap Senyap, Bikin Bangga Gubernur
Hingga saat ini, seperti dilansir The Guardian secara live, Kamis, 5 November 2020, penghitungan hasil pilihan sementara, posisi Joe Biden pukul 07.49 WIB (waktu Indonesia), sudah 264 electoral college votes (suara elektoral) dengan 71.563.585 pemilih.
Untuk Trump, di waktu bersamaan mendapatkan 214 electoral college votes dengan 68.272.901 pemilih.
Untuk suara elektoral, siapa yang lebih dulu mencapai angka 270, artinya sudah memenangkan Pemilihan Presiden AS dan melenggang ke Gedung Putih.
Baca Juga: Tata Janeta Akhirnya Bocorkan Identitas Suami, Ternyata Brotoseno Mantan Angelina Sondakh
Dengan 264 angka elektoral yang dimiliki Biden, jika nantinya Nevada dirilis keunggulannya ke publik, berarti Biden mendapatkan tambahan enam suara elektoral menjadi 270 electoral college votes.
Di sisi petahana, Donald Trump, jika nantinya Pennsylvania (20 elektoral), North Carolina (15), Georgia (16), dan Alaska (3), dirilis keunggulannya ke publik, dia akan mendapatkan tambahan 54 elektoral.
Ditambahkan 214 suara elektoral yang dikantongi Trump sebelumnya, menjadi 268 electoral college votes.
Baca Juga: Pamer PS5 di Sosmed, Ternyata Netizen Gunakan Filter Ini, Mirip Banget dengan Aslinya
Lain halnya jika Trump berhasil memutarbalikkan keadaan di Nevada, dia bakal memenangkan pertarungan ini karena dengan tambahan 6 suara elektoral milik Nevada, Donald mengantongi total 274 elektoral.
Otomatis Trump melenggang ke Gedung Putih, walaupun keunggulan suara masih dimiliki Joe Biden.
Keadaan Terkini Nevada
Untuk Nevada, penghitungan suara sudah masuk 75 persen, dengan posisi 49.3 persen/588.252 pemilih untuk Joe Biden, dan 48.7 persen/580.605 pemilih untuk Donald Trump.
Baca Juga: Wanna One Dalam Pembicaraan Manggung di MAMA 2020, Wannable Siapkan lightstickmu!
Mengacu pada prediksi di atas, jika Biden memenangkan Nevada dia ke Gedung Putih, jika Trump memenangkan Nevada, tamatlah riwayat Biden.
Kecuali Biden mampu memutarbalikkan keadaan di negara bagian lainnya, semisal North Carolina atau Georgia.***
