5 Rumor Jelang Proses Vaksinasi, Diimbau Agar Masyarakat Tak Mempercayainya

22 Desember 2020, 16:24 WIB
Ilustrasi suntik vaksin. /Jochen Pippir/Pixabay /

 

ZONA PRIANGAN - Pemerintah telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, yang telah mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Minggu, 6 Desember 2020 dari Beijing.

Pemerintah menyatakan bahwa vaksin Sinovac, diuji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020. Pemerintah juga masih upayakan 1,8 juta dosis vaksis Covid-19 yang akan tiba pada awal Januari 2021.

Selain vaksin dalam bentuk jadi, Desember ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin, lalu pada Januari 2021, juga akan datang 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Datang, Namun Perjalanan masih Panjang dan Didistribusikan Berjenjang

Dengan kedatangan vaksin Covid-19 ini, maka proses vaksinasi akan segera dilakukan dan ditegaskan oleh pemerintah tanpa dipungut biaya.

Namun, belakangan ini juga beredar luas di tengah masyarakat kabar tidak benar terkait vaksin Covid-19.

Seperti telah ditulis oleh jakbarnews.com dengan judul: Jelang Proses Vaksinasi, Masyarakat Dihimbau JANGAN PERCAYA 5 Rumor Ini, Terkait Vaksin Covid-19!

Bahkan dari sebelum vaksin tersebut tiba di Indonesia, kabar miring tersebut diyakini banyak orang sehingga merasa enggan untuk divaksin.

Baca Juga: Semua Objek Wisata di Kabupaten Majalengka Tetap Ditutup Pada Libur Natal dan Tahun Baru

Berikut ini kabar yang sebaiknya tidak dipercaya seputar vaksin yang berkembang dan membuat sebagian orang takut disuntik:

1. Vaksin Covid-19 tidak aman
Banyak orang tidak yakin apakah vaksin yang dikembangkan dengan begitu cepat aman untuk digunakan atau tidak. Reaksi alergi yang diderita oleh lima orang pertama yang diberi vaksin juga telah menimbulkan keraguan di benak banyak orang.

Namun, badan pengatur obat seperti Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia tidak akan membiarkan vaksin diberikan ke publik sampai terbukti aman untuk digunakan.

Baca Juga: Manfaat Bawang Putih Untuk Kesehatan Rambut, Tips dan Keuntungan

2. Pemberian vaksin terburu-buru
Meskipun vaksin yang dikembangkan sebelumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun dan bahkan puluhan tahun untuk disetujui penggunaannya, vaksin Covid-19 perlu dikembangkan dan disetujui dengan cepat, mengingat luasan penyebaran penyakit tersebut.

Meski karena prosesnya dilakukan dengan cepat, tidak berarti telah diburu-buru. Semua vaksin yang disetujui untuk digunakan hingga saat ini telah melalui tahap uji klinis, dan terbukti aman dan efektif.

3. Uji coba vaksin dihentikan berarti ada masalah
Pada bulan September, uji coba vaksin AstraZeneca dan vaksin Covid-19 Universitas Oxford dihentikan, setelah seorang peserta mengalami masalah neurologis.

Baca Juga: Honda Tampilkan Warna 'Racing Blue' pada Ajang Honda Civic Type R TCR

Padahal, uji coba sering kali dihentikan untuk menyelidiki komplikasi tersebut dan itu tidak berarti bahwa vaksin tersebut tidak aman.

4. Vaksin akan mempengaruhi kekebalan
Banyak orang percaya bahwa meski vaksin dapat membantu mencegah penyakit dari satu jenis, vaksin dapat berdampak buruk pada keseluruhan kekebalan tubuh.

Namun, itu hanyalah mitos belaka. Vaksin hanya membantu tubuh memproduksi antibodi terhadap patogen tertentu, membantu tubuh mencegah masuknya patogen, dan menyebabkan penyakit di masa mendatang.

Baca Juga: India Menghentikan Penerbangan Dari Inggris Hingga 31 Desember Karena Strain Baru Virus Corona

5. Vaksin hanya untuk kelompok rentan
Meskipun pemerintah dan badan kesehatan memprioritaskan beberapa kelompok rentan dalam hal distribusi vaksin, itu tidak berarti bahwa vaksin Covid-19 hanya untuk kelompok tersebut.

Vaksin perlu diberikan kepada semua orang, jika ingin mencegah Covid-19 dan tetap aman dari infeksi virus.*** (Christhoper Natanael Raja / jakbarnews.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Berbagai Sumber Jakbarnews.com

Tags

Terkini

Terpopuler