ZONA PRIANGAN - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan menganalisis skenario terkait peluang-peluang dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang tayang di Channel YouTube Refly Harun yang diunggah Jumat 14 Januari 2022.
Menurut Refly Harun ini menarik karena kalau elite politik dan elite istana kompak demokrasi takkan ada. Tetapi kalau tidak kompak masih ada peluang bagi demokratisasi dan genuine presidential election seandainya Presidential Threshold (PT) tetap 20%.
"Tapi kalau PT 0% kita nggak pusing lagi, mau Ganjar Pranowo, mau Puan Maharani dan lain sebagainya itu semua menjadi bagian dari dinamika. Ganjar bisa nyalon, Puan bisa nyalon yang lain juga bisa nyalon,"ujarnya.
Kata Refly, tapi kalau misalnya katakanlah koalisi 82 persen atau tujuh partai itu kompak dan mereka hanya membelah dua, siapapun yang dicalonkan akan menang. Apakah itu Prabowo-Puan atau Ganjar dengan pasangan lain kalau dia didukung oleh koalisi istana dan dihadapkan dengan calon boneka, pasti Prabowo menang.
Refly harun memberikan contoh misalnya pasangan Prabowo-Puan dihadapkan dengan pasangan lain tapi bukan Ganjar dan bukan juga Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli karena ini spektrum di luar. "Ya katakanlah ketua ketua umum partai yang tersisa untuk Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Suharso Monoarfa, Surya Paloh, maka peluang Prabowo menang tinggi,"ujarnya.
Refly menjelaskan analisisnya kalau seandainya Ganjar Pranowo yang dicalonkan dilawankan ini, peluang juga menang tinggi tapi masalahnya Prabowo akan kemana, perahu Gerindra apakah tetap gabung dengan Koalisi istana tentu dengan kompensasi sosial politiknya, atau dia mau jual dalam tanda kutip ke luar koalisi istana, misalnya Gerindra mengdorse katakanlah Anies-Gatot sebagai dan presiden dan wakil presiden atau Anies-AHY atau Gatot-Anies atau Gatot-AHY.