Lebih lanjut Yaping mengatakan bahwa pada studi yang dilakukan pada ibu hamil dan menyusui di Brazil pada periode April hingga Agustus 2021, insidensi KIPI sebanyak 74,1 per 100.000 dosis dan merupakan KIPI terendah dibandingkan empat vaksin Covid-19 lainnya yang digunakan di Brazil.
"Pada Oktober 2021, penelitian di Chili mengungkapkan pemberian vaksin booster meningkatkan kemampuan CoronaVac dalam mengurangi tingkat keparahan Covid-19 dari 56% menjadi 80%," paparnya.
Selain itu, tambah Yaping, pemberian booster juga meningkatkan efektivitas CoronaVac dalam mencegah perawatan di rumah sakit dari 84% menjadi 88%.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pandemi Covid-19 makin berkembang dengan munculnya mutasi virus baru seperti Omicron yang telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
"Penambahan kasus terus terjadi dan per 14 Januari 2022 tercatat 572 kasus Omicron di Indonesia, dimana 455 merupakan kasus impor dan 117 kasus transmisi lokal. Meskipun gejala yang muncul dari varian ini tergolong ringan, namun tetap diwaspadai karena Omicron memiliki sifat penularan yang sangat cepat," ujarnya.
Baca Juga: Saudi Arabia Telah Menyetujui Penggunaan Vaksin Corona Sinovac dan Sinopharm
Fenomena ini, lanjut Nadia, menunjukkan bahwa semua pihak harus tetap waspada akan ancaman Covid-19 lainnya di masa depan.
"Karenanya, untuk menghadapi perkembangan yang terjadi selama pandemi Covid-19 dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, akademisi, asosiasi profesional dan swasta," ucapnya.
Menurut Nadia, peran para peneliti sangat penting dalam menghadapi pandemi ini dan kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Sinovac melalui simposium antar institusi ini sebagai kesempatan untuk berbagi wawasan.