Bekali Jurnalis Lewat Kelas Kebal Hoaks, Perangi Berita Palsu dengan Meningkatkan Literasi Digital

- 1 Mei 2022, 00:22 WIB
Bekali jurnalis lewat kelas kebal hoaks, perangi berita palsu dengan meningkatkan literasi digital.
Bekali jurnalis lewat kelas kebal hoaks, perangi berita palsu dengan meningkatkan literasi digital. /Pixabay/Memyselfaneye/

Berdasarkan data yang dihimpun Mafindo, jumlah hoaks yang tersebar di Indonesia mencapai 2.298 pada 2020. Angka tersebut naik dari tahun 2019 mencapai 1.221 hoaks. Adapun tiga topik utama yang banyak beredar di media sosial adalah terkait kesehatan, politik, dan kriminalitas.

Selama tahun 2021, walaupun jumlah hoaks menurun menjadi 1.888, namun dominasi hoaks masih pada isu kesehatan, khususnya terkait pandemi Covid-19, dan disebarkan paling banyak dalam bentuk campuran antara foto/video dan narasi.

Baca Juga: Spesial Konser Sheila on 7 akan Tayang Senin 2 Mei 2022 di NET TV, Sambut Lebaran dengan Hadirkan Parade Film

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan, mengatakan mereka menilai bahwa pemahaman dan pengetahuan tentang dunia internet dan teknologi informasi (literasi digital) sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran berita hoaks perlu terus ditingkatkan, yang bisa dimulai dari insan pers sebagai corong sumber informasi yang didapatkan oleh masyarakat.

"Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Oleh karena itu, literasi digital merupakan salah satu pilar penting untuk mengakselerasi transformasi digital demi terwujudnya masyarakat digital Indonesia," katanya.

Sementara itu, Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menjelaskan bahwa mereka menyadari, penyebaran berita hoaks saat ini masih menjadi tantangan semua tak terkecuali dari sisi industri, dan tidak sedikit yang berkaitan dengan isu kesehatan, lingkungan atau bahkan informasi seputar produk yang belum tentu benar.

Baca Juga: Gawat, Seperlima Spesies Reptil Dunia Dianggap Terancam Punah

"Melihat kondisi tersebut, pihaknya ingin mendukung pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, dalam hal ini melalui jurnalis sebagai key opinion leader untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat agar bisa menyajikan informasi yang faktual dan akurat. Karena, keberhasilan dan kebenaran tulisan yang diberitakan untuk publik, sangat tergantung pada kemampuan jurnalis dalam melakukan klarifikasi serta verifikasi konten berita. Melalui program literasi digital ‘Danone Journalist Skill Up’ ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jurnalis tentang tren digital dan literasi, agar terhindar dari sumber informasi hoaks," ungkapnya.

Menurut Arif, jurnalis bekerja dalam ekosistem media massa atau pers yang merupakan salah satu pilar demokrasi, memegang peranan penting dalam melakukan verifikasi atas informasi yang disajikan dalam pemberitaan.

"Karena validitas informasi menjadi syarat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pers. Selain itu, jurnalis juga sangat penting perannya dalam ikut menjernihkan simpang siur informasi yang beredar di masyarakat, untuk itu kemampuan dalam monitoring dan auditing konten media sosial, teknik digital untuk verifikasi foto, video dan lokasi, harus menjadi kemampuan standar jurnalis di era digital," ujarnya.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x