"Tim yang berangkat terdiri dari anggota BKSDA dibantu nelayan Kampung Laut yang tergabung dalam Mitra Polisi Hutan Nusakambangan Barat dan Timur, selama dua hari melakukan pelacakan buaya muaranya," terangnya.
Pelacakan dilakukan dengan mengerahkan dua perahu dan drone untuk memantau keberadaan buaya dari udara.
Baca Juga: Disdik Sumedang Masih Larang Aktivitas Belajar di Sekolah
Pencarian buaya dilakukan dengan menyusuri jalur utama Segara Anakan hingga anak alur perairan yang jumlahnya mencapai ratusan alur.
Pencarian dilakukan di Kawasan Segara Anak hingga alur perairan menuju Gua Mas Sigit Sela, Kali Sentolo dan lainnya.
"Kami mendapatkan laporan buaya tersebut muncul terakhir di alur perairan menuju Gua Mas Sigit Sela. Kami sudah menuju ke sana namun belum ketemu," kata Dedy.
Baca Juga: Masyarakat Banjar Menanti Siapa yang Mengenakan Jaket Oranye KPK
Diakui untuk melacak seekor buaya di wilayah Laguna Segara Anakan yang di antara tanah timbul cukup luas, arena hutan bakau yang rimbun cukup sulit.
Sebelumnya BKSDA turun karena ada pengaduan warga nelayan agar BKSDA turun untuk melakukan pencarian dan penangkapan terhadap binatang buas yang berkeliaran sepanjang perairan. Keberadaan buaya mengancam para nelayan.
Pelacakan sekaligus survei dalam rangka upaya untuk mempertimbangkan kemungkinan penangkapan, juga mengetahui habitat dan populasi buaya di kawasan Segara Anakan.