"Penguasaan teknologi katalis adalah langkah awal bagi kemandirian dalam bidang teknologi proses. Sementara itu, Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis nasional," paparnya.
Menurut Subagjo, pembangunan pabrik katalis merah putih ini dimaksudkan untuk mengurangi porsi impor katalis nasional, mengembangkan katalis untuk teknologi proses, dan penguatan industri proses dalam negeri sehingga tidak bergantung pada katalis impor.
Baca Juga: Akhir Pekan Datang, Dapatkan Sepeda Lipat dengan Panduan Cerdas Ini
"Diharapkan, melalui penelitian pengembangan katalis merah putih untuk industri kilang minyak bumi, industri proses produksi bahan bakar nabati, industri oleokimia, dan industri petrokimia, menjadi solusi bagi NKRI untuk meningkatkan kedaulatan teknologi proses nasional," katanya.
Laboratorium TRKK ITB dan Pusat Rekayasa Katalisis ITB (CaRE ITB), lanjut Subagjo, telah melakukan penelitian di bidang pengembangan katalis untuk industri kilang minyak dan industri petrokimia serta pengembangan proses energi terbarukan sejak 1982.
"Sejak tahun 2017 hingga saat ini, Kementerian Riset dan Teknologi-BRIN RI memberikan dana penguatan inovasi kepada TRKK-ITB untuk mengembangkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TRKK-ITB," ungkapnya.
Baca Juga: Selama Dua Hari, Bangkai Penyu Berserakan di Pantai Batukaras
Dengan dana penguatan inovasi ini, jelas Subagjo, TRKK-ITB berhasil membangun Industri Katalis untuk Pendidikan, yang meliputi pabrik katalis berkapasitas 1-5 kg/batch, lengkap dengan peralatan uji aktivitas dan karakterisasi katalis.
"Bantuan ini sangat membantu upaya hilirisasi hasil penelitian di TRKK-ITB dan CaRE ITB," ucapnya.
Saat ini kata Subagjo, pembangunan pabrik katalis ini telah masuk menjadi salah satu klaster dari rencana besar dalam Prioritas Riset Nasional (PRN).