Mereka mengklaim bangsa Hun melakukan kekerasan terhadap bangsa Romawi mungkin sebuah strategi untuk bertahan dalam iklim yang ekstrem.
“Serbuan bangsa Hun ke Eropa timur dan tengah pada abad ke-4 dan 5 M telah secara historis sebagai salah satu faktor kunci yang membawa akhir dari Kerajaan Romawi,” kata mereka dalam kertas kerjanya.
Baca Juga: Sumur Barhut Dikenal Sebagai Lubang Neraka, Warga Yaman Takut Adanya Ular Besar dan Dihuni Jin
“Kekejaman elit bangsa Hun yang begitu dramatis terekam dalam sumber tertulis Romawi akhir, bisa saja sebuah konsekuensi dari fluktuasi iklim.”
Studi tim ini menggabungkan bukti arkeologi, sejarah, dan lingkungan, termasuk analisis isotop stabil di dalam lingkaran-lingkaran kayu.
Karakteristik kimia dari lingkaran-lingkaran di dalam sebuah pohon bisa mengungkap kondisi cuaca setiap tahunnya dari masa hidup pohon tersebut.
Baca Juga: Panik Melihat Kereta Api, Warga Cijambu Terjun ke Sungai hingga Tewas
Studi ini berdasarkan analisis 21 pohon oak hidup dan 126 fosil pohon oak yang tumbuh di kawasan Republik Czech dan tenggara Bavaria – ditambah 27.080 pengukuran individu lingkaran pohon.
Analisis tanda tanda isotop karbon dan oksigen (delta C13 dan delta O18) memungkinkan untuk merekonstruksi iklim pada masa lalu.
Sayangnya, sumber-sumber tertulis memberikan informasi yang sedikit mengenai apa motivasi bangsa Hun menyerang sejumlah provinsi bangsa Romawi, tetapi studi ini ada kaitannya dengan iklim.