Inilah Alasan Sesungguhnya, Attila dan Bangsa Hun Menyerang Kekaisaran Romawi serta Membantai Suku Goth

- 18 Desember 2022, 04:24 WIB
Attila Sang Hun pemimpin Kekaisaran Hun.*
Attila Sang Hun pemimpin Kekaisaran Hun.* /history-biography.com/

ZONA PRIANGAN - Kekeringan memaksa Attila dan Bangsa Hun dengan kekerasan menyerang Kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M, menurut sebuah studi terbaru.

Para peneliti telah menganalisis data iklim berdasarkan lingkaran-lingkaran pohon yang memberikan informasi mengenai perubahan iklim tahunan lebih dari 2.000 tahun.

Hasilnya mengungkapkan bahwa kawasan bangsa Hun di Eropa Timur mengalami episode musim panas yang kering yang tidak biasa dan kekeringan yang parah pada 430-an dan 450-an.

Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris

Ini menyebabkan ‘kekerasan yang tidak bisa difahami’ dari bangsa Hun kepada bangsa Romawi, kemungkinan menyerang dan merampok peternakan atau merampas tanah subur bangsa Romawi.

Attila sang Hun, merupakan salah satu prajurit paling kuat dalam sejarah, memerintah suku Hun (bangsa pengembara di Asia Tengan dan Eropa Timur) dari 434 M hingga kematiannya pada 453 M.

Juga dikenal sebagai Sang Murka Tuhan, ia mulai berkuasa dengan membantai suku bangsa Goth (kini Jerman dan Austria), kemudian menyerang Kekaisaran Romawi di saat lemah.

Baca Juga: Gerbang Neraka Muncul di Gurun Karakum Turkmenistan, Wujudnya Berupa Kawah yang Selalu Menyemburkan Api

Studi terbaru ini dipimpin para peneliti Universitas Cambridge dan dipublikasikan dalam Journal of Roman Archaeology yang dikutip laman MailOnline.

Mereka mengklaim bangsa Hun melakukan kekerasan terhadap bangsa Romawi mungkin sebuah strategi untuk bertahan dalam iklim yang ekstrem.

“Serbuan bangsa Hun ke Eropa timur dan tengah pada abad ke-4 dan 5 M telah secara historis sebagai salah satu faktor kunci yang membawa akhir dari Kerajaan Romawi,” kata mereka dalam kertas kerjanya.

Baca Juga: Sumur Barhut Dikenal Sebagai Lubang Neraka, Warga Yaman Takut Adanya Ular Besar dan Dihuni Jin

“Kekejaman elit bangsa Hun yang begitu dramatis terekam dalam sumber tertulis Romawi akhir, bisa saja sebuah konsekuensi dari fluktuasi iklim.”

Studi tim ini menggabungkan bukti arkeologi, sejarah, dan lingkungan, termasuk analisis isotop stabil di dalam lingkaran-lingkaran kayu.

Karakteristik kimia dari lingkaran-lingkaran di dalam sebuah pohon bisa mengungkap kondisi cuaca setiap tahunnya dari masa hidup pohon tersebut.

Baca Juga: Panik Melihat Kereta Api, Warga Cijambu Terjun ke Sungai hingga Tewas

Studi ini berdasarkan analisis 21 pohon oak hidup dan 126 fosil pohon oak yang tumbuh di kawasan Republik Czech dan tenggara Bavaria – ditambah 27.080 pengukuran individu lingkaran pohon.

Analisis tanda tanda isotop karbon dan oksigen (delta C13 dan delta O18) memungkinkan untuk merekonstruksi iklim pada masa lalu.

Sayangnya, sumber-sumber tertulis memberikan informasi yang sedikit mengenai apa motivasi bangsa Hun menyerang sejumlah provinsi bangsa Romawi, tetapi studi ini ada kaitannya dengan iklim.

Baca Juga: Stres Ditagih Mas Kawin oleh Keluarga Suami, Seorang Istri Bunuh Diri Terjun ke Sungai

Hasilnya memperlihatkan bahwa fluktuasi iklim, terutama musim kering dari 420 hingga 450 M yang telah menurunkan hasil pertanian dan penggembalaan ternak di Sungai Danube dan Tisza di mana bangsa Hun bertempat tinggal.

Studi ini mengatakan bahwa serbuan Bangsa Hun yang paling merusak pada 447, 451 dan 452 M bertepatan dengan musim panas kering di lembah Sungai Karpatian di Eropa tengah.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mail Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x