Pasien Chikungunya Enggan ke Puskesmas, Takut Disangka Penderita Covid-19

8 Juli 2020, 08:05 WIB
TIM Fogging Dinas Kesehatan Banjar bersiaga melakukan pengasapan chikungunya di Lingkungan Parungsari, Kelurahan Karangpanimbal, Kec.Purwaharja, Kota Banjar.*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN /


ZONA PRIANGAN - Sebanyak 74 warga Kota Banjar dari Kecamatan Purwaharja dan Kecamatan Banjar terkonfirmasi penyakit chikungunya, akibat digigit nyamuk Aedes Albopictus.

Sejumlah penderita chikungunya lebih memilih berobat ke klinik swasta, dibanding berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

Seperti dikatakan warga Lingkungan Parungsari, Maemunah dan Maryani. Mereka mengakui, saat terjangkit chikungunya dirinya lebih memilih ke klinik swasta.

Baca Juga: Rian D'Masiv Padukan Musik, Fashion dan Sepak Bola

"Saya takut juga, jika berobat ke puskesmas atau rumah sakit, nanti dikait-kaitkan Covid-19. Perasaan sama seperti saya ini, ternyata banyak dialami juga oleh tetangga di Parungsari. Kendati itu, ada juga sebagian yang berobat ke puskesmas selama ini," ujarnya.

Ketua RT 07 RW 03, Lingkungan Parungsari, Tusimun mengatakan, warganya yang terserang Chikungunya sekarang ini sebanyak 10 orang.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, H.Agus Budiana, warga terjangkit chikungunya wilayah Kecamatan Purwarharja terdata sebanyak 55 orang. Sementara, penderita Kecamatan Banjar sebanyak 19 orang.

Baca Juga: Petani Menjerit, Harga Garam Cuma Rp 150,00/Kilogram

"Warga terjangkit chikungunya kecamatan lainnya (Kecamatan Pataruman dan Kecamatan Langensari-red) belum melaporkan datanya ke Dinas Kesehatan Banjar sampai sekarang ini," ujar H.Agus Budiana kepada wartawan Kabar Priangan, Dede Iwan.

Menyikapi adanya warga yang terjangkit chikungunya, merasa takut diperiksa ke puskesmas dan rumah sakit karena khawatir disebut corona, dikatakan H.Agus, Tim Puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologi, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit chikungunya ini.

"Saat edukasi chikungunya itu, juga disampaikan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam rangka memutus rantai penularan penyakit chikungunya ini," ujar H. Agus.

Baca Juga: Wisatawan Luar Jabar Boleh Masuk Lembang

Menurut Kepala Puskesmas Purwaharja 1, dr. Westra Kharisma, warga terjangkit chikungunya terbanyak di wilayah Kecamatan Purwaharja, kasus terbanyaknya itu ada di Lingkungan Parungsari, Kelurahan Karangpanimbal.

"Saat ini, masyarakat Parungsari sudah diberi penyuluhan, sudah melakukan PSN dan sudah dilakukan fogging. Untuk data keseluruhan masih melakukan pelacakan dan mengumpulkan dari faskes swasta. Terdata di puskesmas sampai pukul 12.00 WIB sebanyak 21 orang," ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan perbedaan Covid 19 dan Chikungunya. Menurutnya, dua penyakit tersebut berbeda jauh. Artinya, tidak semua yang berobat ke puskemas langsung divonis menderita Covid-19.

Baca Juga: Chicco Bergaya Co Pilot, Vincent: Itu Cuma di Pesawat Simulator

"Masyarakat silakan datang ke puskesmas untuk berobat dan berkonsultasi. Kami akan jelaskan kepada mereka tentang diagnosa penyakit yang diderita," ucapnya.

Kemudian, bila membutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka akan dirujuk ke faskes rujukan tingkat lanjut.

"Bila tidak puas dengan hasil yang didapat di puskesmas, maka silahkan mencari second opinion di faskes lain. Hal ini kami lakukan bagi setiap penyakit, tidak hanya untuk Covid-19 atau Chikungunya saja," katanya.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler