“Berangkat pagi jam 06.00 dan pulang siang tergantung habisnya dagangan. Kami semua saling bantu melayani pembeli,” kata Tia.
Baca Juga: Jadi Pedagang Kerupuk Itu Rumit, Harus Kerja di Pabrik Tanpa Upah, Begitulah Nasib Orang Kecil
Yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain adalah kerupuk yang rasanya sangat khas, berwarna kemerahan, ukurannya berdiameter sekitar 4-5 cm.
Kerupuk dikemas plastik ada yang bersisi lima biji ada pula yang berisi 15 biji dibungkus plastik memanjang. Keupuk bisa dimakan sebagai cemilan atau makan lotek dan nasi.
Kerupuk semacam ini tampaknya tidak akan ditemukan di pasar manapun di Majalengka kecuali Pasar Talaga.
Baca Juga: Jangan Mengaku Penggemar Cilok kalau Belum Coba Cilok Berbahan Baku Aci Kawung
Produksi kerupuk ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang katanya minyak untuk menggorengnya pun pada zaman dulu menggunakan minyak khusus.
“Belanja ke Pasar Talaga mah lapar mata, segala ingin dibeli seperti berbelanja di Pasar Kanoman Cirebon,” ungkap Sri warga Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong.
Menurutnya, kalau ingin kerupuk tersebut harus pergi ke Talaga karena di Pasar Majalengka tidak pernah tersedia. Yang tersedia di pasar lain adalah kerupuk putih khas Ciamis.
Baca Juga: Emha Ainun Nadjib Kritik Jokowi, Ruhut Sitompul: Ngebacot Jangan Pakai Dengkul