Pasar Talaga dan Pasar Kanoman, Ada Ikatan Orang Cirebon dan Tionghoa

- 18 Februari 2021, 11:02 WIB
Di Pasar Talaga masih banyak ditemukan jajanan tradisional.*
Di Pasar Talaga masih banyak ditemukan jajanan tradisional.* /zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Jejak-jejak keberadaan Kerajaan Talaga Manggung bersama Tionghoa masih sangat dirasakan di Pasar Talaga.

Di Pasar Talaga masih bisa ditemukan jajanan kuliner seperti halnya yang ditemukan Pasar Kanoman Cirebon.

Makanan yang diperjualbelikan beberapa pedagang Pasar Talaga hampir mirip dengan jajanan yang didagangkan di Pasar Kanoman Cirebon.

Baca Juga: 35 Ribu Pengungsi Korban Banjir di Subang dan Karawang Terima Ribuan Kotak Oranye

Baca Juga: Destinasi Wisata Kuliner yang Enak dan Hemat di Kota Jakarta

Seperti Klepon, canil, awug, ketan hitam, gemblong, bibingka ambon, bugis, goreng bihun dicampur kacang, ikan basah atau ikan asin dibalur tepung.

Daun melinjo di beberapa tempat dijual sangat rapi, gagangnya diikat sehingga pembeli bisa membeli secara diikat.

Ketika memasak tinggal membuang gagang dengan cara dipotong, tidak harus merapikan dan memetik satu persatu.

Baca Juga: Pedagang Bakso Keliling di Tepi Laut Merah Dekat Masjid Terapung Diserbu Jemaah Umrah Indonesia

Cara menjajakannyapun nyaris mirip dengan pedagang di Cirebon, mereka duduk berderet di belakang dagangan yang dijajakan menggunakan bakul atau dingkul.

Di bagian atasnya menggunakan tampah. Menyimpan makanan dan kue basah beralas daun pisang.

Makanan ini bisa ditemukan di gang sempit di tengah pasar di antara kios-kios serta di luar pasar sebelah barat.

Baca Juga: Di Bukit Teletubbies Kawasan Bromo, Wisatawan Harus Hati-hati saat Memakan Bakso, Ini Penjelasannya

Harga jajanan di sini pun cukup murah. Klepon bisa dibeli dengan harga Rp 3.000 pun cukup banyak.

Demikian juga dengan jajanan lainnya. Malah jalabria yang kenyal dengan gula merah hanya dijual Rp 8.000 per biji ukurannya cukup besar.

Tia salah seorang pedagang klepon dan jalabria mengaku sudah belasan tahun berjualan makanan basah di pasar Talaga.

Baca Juga: Tebing Breksi Masih Menyimpan Hal Ghaib, Jangan Berbuat Tak Senonoh agar Terhindar Petaka

Tempatnya tetap berada di gang berderet dengan temannya Usu yang berjualan bugis dan asin goreng tepung serta Ukes yang berjualan sate kulit dibumbui serundeng.

Mereka sudah cukup lama berdagang di pasar dan dilakukan secara turun temurun dari orang tua mereka. Barang dagangan pun mereka buat sendiri.

“Berangkat pagi jam 06.00 dan pulang siang tergantung habisnya dagangan. Kami semua saling bantu melayani pembeli,” kata Tia.

Baca Juga: Jadi Pedagang Kerupuk Itu Rumit, Harus Kerja di Pabrik Tanpa Upah, Begitulah Nasib Orang Kecil

Yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain adalah kerupuk yang rasanya sangat khas, berwarna kemerahan, ukurannya berdiameter sekitar 4-5 cm.

Kerupuk dikemas plastik ada yang bersisi lima biji ada pula yang berisi 15 biji dibungkus plastik memanjang. Keupuk bisa dimakan sebagai cemilan atau makan lotek dan nasi.

Kerupuk semacam ini tampaknya tidak akan ditemukan di pasar manapun di Majalengka kecuali Pasar Talaga.

Baca Juga: Jangan Mengaku Penggemar Cilok kalau Belum Coba Cilok Berbahan Baku Aci Kawung

Produksi kerupuk ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang katanya minyak untuk menggorengnya pun pada zaman dulu menggunakan minyak khusus.

“Belanja ke Pasar Talaga mah lapar mata, segala ingin dibeli seperti berbelanja di Pasar Kanoman Cirebon,” ungkap Sri warga Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong.

Menurutnya, kalau ingin kerupuk tersebut harus pergi ke Talaga karena di Pasar Majalengka tidak pernah tersedia. Yang tersedia di pasar lain adalah kerupuk putih khas Ciamis.

Baca Juga: Emha Ainun Nadjib Kritik Jokowi, Ruhut Sitompul: Ngebacot Jangan Pakai Dengkul

Orang-orang yang memiliki kenangan masa kecil akan jajanan pasar khas Talaga dan kini berada di luar kota, maka akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar membeli jajanan.

Atau terkadang memesan makanan kepada keluarganya untuk dikirim ke kota.

“Kemarin ada yang membeli kerupuk cukup banyak katanya untuk ke Bandung, saudaranya tengah mengandung dan ingin kerupuk Talaga,” kata seorang peagang kerupuk Iwan.

Baca Juga: SBY Ajak Warga Indonesia Tobat, Teddy Gusnaidi Kasih Komentar: Jokowi Dapat Warisan Ulah Keserakahan

Menurutnya, kalau ingin kerupuk tersebut harus pergi ke Talaga karena di Pasar Majalengka tidak pernah tersedia. Yang tersedia di pasar lain adalah kerupuk putih khas Ciamis.

Abduh Nugraha asal Talaga mengatakan barang dagangan di Pasar Talaga cukup lengkap dan harga barangpun lebih murah jika dibanding harga-harga di pasar lain.

“Beras, dagimng ayam, daging sapi pasti lebih rendah.” ungkap Abduh.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x