Refly Harun Didoakan Netizen Gantikan Jabatan Mahfud MD dan Anies Baswedan Menjadi Presiden 2024

- 6 September 2021, 12:11 WIB
Pakar Hukum dan tata Negara Refly harun didoakan Netizen gantikan Mahfud MD.
Pakar Hukum dan tata Negara Refly harun didoakan Netizen gantikan Mahfud MD. /Tangkapan Layar Youtube.com/Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Dalam Kanal Youtube pribadinya Minggu 5 September 2021, pakar hukum dan tata negara sedang membahas berita terkait kasus Munarman, sekaligus perumpamaan ada jendral yang sampai kencing di celana karena khawatir dan takut kasus tersebut terbongkar.

Setelah sembilan bulan kasus ini bergulir, belum juga adanya penetapan dan kejelasan penegakkan hukum atas peristiwa tersebut.

Pada penghujung akhir videonya Refly Harun kerap membacakan komentar penonton youtubenya.

Baca Juga: Refly Harun: Komnas HAM Tidak Ingin Sidang dan Menganggap Kasus Pembunuhan 6 Pengawal HRS Perkara Biasa

Salah satu komentar netizen yang akun youtubenya bernama Rudy Septia, meberikan komentar berupa doa agar Anies Baswedan menjadi Presiden 2024.

"Dengan demikian, saat Anies menjadi Presiden pada 2024, maka Refly harun makan akan menggantikan posisi Mahmud MD saat ini,lanjut Netizen.

Mendapatkan doa dari penontonnya, Refly kemudian mantap menjawab jika hal yang baik, didoakan.

Baca Juga: Refly Harun: Jika Pemerintahan Jokowi Mencari yang Bisa Amankan Pemilu 2024, Sosok Andika Perkasa Tidak Tepat

“Yang Baik, Amin, Insya Allah,” begitu jawaban Refly Harun atas doa dan permintaan penontonnya tersebut.

Refly Harun menambahkan, yang dibela hendaknya bukan orang namun sistem yang baik. Untuk menciptakan sistem yang baik ini, menjadi alasan dirinya menyuarakan agar semua publik paham situasinya.

“Tetapi sekali lagi yang kita bela bukan orang, tetapi sistem yang baik. Untuk sistem yang baik ini, saya menyuarakan ini, agar semua kita paham,” ujarnya.

Baca Juga: Refly Harun: Anies Baswedan Menjadi Salah Satu Tokoh yang Mungkin Mengusik Kemapanan Oligarki Istana

Jangan sampai, sambung Refly, pesta itu terjadi hanya pada tujuh partai istana. Hal ini membuat partai oposisi seperti halnya Partai Demokrat dan PKS, tidak mendapatkan amunisi menjadi partai pengusung.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x