Network
ZONA PRIANGAN - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut akan mencalonkan diri di Pemilihan Presiden 2024.
Sejumlah pengamat menilai gaya usang Prabowo Subianto akan kesulitan menghadapi gelombang generasi muda di pilpres mendatang.
Niatan Prabowo nyapres lagi diutarakan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Baca Juga: Refly Harun: Brigjen TNI Junior Dicopot, Pelanggaran Letjen Dudung Abdurachman Tidak Menjadi Sorotan Penguasa
Merujuk berbagai hasil survei elektabilitas calon presiden, Prabowo Subianto selalu berada di urutan tiga teratas. Kandidat lain yang masukdalam elektabilitas adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Ridwan Kamil.
Dalam Channel Youtube Pribadinya yang berjudul ANIES GANJALAN PRABOWO DI 2024! yang diunggah 12 Oktober 2021, ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan Prabowo Subianto bisa saja dikalahkan oleh calon yang masih muda.
"Ganjar, Anies, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, AHY adalah lima besar anak-anak muda yang berusia 40an dan 50an awal, untuk jadi calon presiden dan wakil presiden. Tidak seperti Prabowo yang mencapai 70an," ujar Refly.
Baca Juga: Refly Harun: Toh yang Dikritik Jokowi dan Ganjar Pranowo, Bukan Warga Jawa Tengah, Bukan Juga Suku Jawa
Meski begitu, calon-calon baru tersebut bisa saja tak bisa mengikuti kontestasi Pilpres 2024, jika mereka terganjal Presidential Threshold.
Refly menambahkan skenario ini bisa terjadi jika anak-anak muda diganjal dengan oligarki politik. Padahal mereka bersama orang-orang seperti Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli bisa mencalonkan diri. Mereka pikirannya lebih trendy dari Prabowo.
"Sekali lagi Presidential Treshold, 25 persen suara akan tetap jadi ganjalan. Bisa juga jadi alat oligarki untuk menghilangkan pesaing di tahap awal," katanya menambahkan.
Baca Juga: Refly Harun: Pernyataan Giring Bahwa APBD DKI Digunakan Anies Untuk Calon Presiden 2024 Adalah Tuduhan Serius
Sangat menyayangkan jika nantinya orang-orang yang akan mencalonkan diri merupakan tokoh lawas yang sudah berumur dan tentu hal itu menjadi sangat tidak adil bagi calon-calon baru yang didambakan masyarakat.***
