Produsen Tahu Majalengka Tiga Hari Mogok Produksi Imbas Mahalnya Harga Kedelai

- 23 Februari 2022, 08:09 WIB
Produsen tahu di Majalengka yang mogok berproduksi  sepi tanpa aktivitas.
Produsen tahu di Majalengka yang mogok berproduksi sepi tanpa aktivitas. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar

Andi pemilik pabrik tahu di Kelurahan Babakanjawa mengaku segera berproduksi setelah aksi mogok selesai. Karena harga kedelai kini mahal dia akan memperkecil keratan tahu yang semula berukuran 5 X 5 cm menjadi 4 X 4 cm untuk mensiasati kerugian, karena harga tahu tetap tidak berubah 600 per biji atau Rp6.000 per 10 biji.

“Nanti akan diperkecil saja karena kalau keratan tahu sama seperti sebelumnya bakal rugi. Sekarang juga sudah diperkecil sejak terjadi kenaikan harga,” ungkap Andi yang menghabiskan kedelai sebanyak 1 kuintal per harinya.

Baca Juga: Perempuan yang Selalu Tampil Tak Berpakaian di Depan Kedua Anak Tirinya - Menurutnya Itu Tak Bermasalah

Sedangkan Asep pengusaha tempe asal Blok Wanajaya, Desa Ranji, Kecamatan Kasokandel tetap produksi karena tidak ada kesepakatan dari pengusaha tempe untuk mogok produksi. Dia mengaku kini ukuran tempenya dipertipis menyesuaikan dengan harga pembelian kedelai. Setelah harga kedelai kembali normal dia akan menyesuaikan kembali ukuran tempe.

“Kalau harga kedelai murah ukuran dikembalikan kesemula,” kata Asep yang mengaku baru 8 tahun berjualan tempe.

Hal yang sama juga dilakukan pengusaha tempe lainnya Tri Purwayanti asal Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, pabriknya tetap berproduksi dengan alasan kasihan kepada pelanggan. Persoalan harga baginya tinggal menyesuaikan.

Baca Juga: Seorang Miliarder Mendesak McDonald's untuk Memperbaiki Sistem Pasokan Daging Babi yang 'Lebih Manusiawi'

Rudi grosir kedelai di Cigasong mengatakan dengan naiknya harga kedelai yang terus menerus hingga pernah hampir setiap hari mengalami kenaikan harga sangat berdampak pada turunnya omset penjualan. Penurunan omset hingga mencapai sekitar 30-40 persen.

Kenaikan harga kedelai mulai terjadi pada 29 Desember Tahun 2021 lalu menjadi Rp10.400 per kg, kenaikan terjadi lagi tiga hari berikutnya menjadiRp 10.500 per kg. Setelah itu kembali turun 17 Januari dan 18 Januari 2021 menjadi Rp10.300 per kg.

“Tapi diawal Februari pada 3 Februari kemarin harga melonjak dari Rp 10.300 menjadi Rp 10.800, kenaikannya mencapai Rp 500, esoknya naik lagi Rp 100, dan pada 9 Februari kembali naik menjadi Rp 11.000 per kg. Persis hari kemarin harga naik Rp 100 dari setiap kilonya. Sekarang harga sudah berada diposisi Rp11.500 per kg,” ungkap Rudi.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x