Normalisasi Sungai Cimande Mengganggu Saluran Air ke Lahan Pertanian

- 6 Juli 2020, 14:22 WIB
SEORANG petani berada di dekat saluran air yang rusak, sehingga mengganggu lahan pertanian.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
SEORANG petani berada di dekat saluran air yang rusak, sehingga mengganggu lahan pertanian.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Sejumlah petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Jawa Barat berharap ada pembangunan dam untuk mengalirkan air di aliran Sungai Cimande yang saat ini masih dalam proses pengerjaan normalisasi, Senin 6 Juli 2020.

Setelah ada pengerjaan normalisasi Sungai Cimande, akses saluran air ke lahan pertanian sempat terganggu, sehingga perlu ada tindaklanjut penataan saluran air ke lahan pertanian padi yang mencapai ratusan hektare tersebut.

"Kami berharap kepada pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan dam yang berfungsi untuk menyalurkan air dari Sungai Cimande ke lahan pertanian padi," kata salah seorang petani H. Jana kepada wartawan Galamedia, Engkos Kosasih, di bantaran Sungai Cimande Desa Sukamulya, Senin siang.

Baca Juga: Disiapkan, Sanksi bagi yang Bandel Tidak Mengenakan Masker

H. Jana mengungkapkan setelah ada pengerjaan normalisasi Sungai Cimande, aliran air tertutup oleh bantaran Sungai Cimande dan belum ada penataan kembali.

"Ini juga paralon yang kita pasang, merupakan inisiatif para petani. Paralon yang dipasang pun belum berfungsi dengan baik karena harus ada pembangunan dam guna menahan aliran air," kata Jana.

Ia mengatakan, saat memasuki musim kemarau dan debit air menyusut, aliran air pun kecil sehingga ujung paralon yang berfungsi untuk menyalurkan air tidak terjangkau air sungai yang mengalir.

Baca Juga: Ada Bantuan Ambulans, Tidak Alasan Pasien Terlambat Terima Penanganan

"Makanya perlu ada pembangunan dam, supaya air bisa disalurkan ke lahan pertanian padi melalui paralon yang sudah dipasang para petani," kata Jana.

Menurutnya, pembangunan dam di aliran Sungai Cimande itu tidak jauh dari perlintasan kereta api.

Dengan adanya pembangunan dam itu, imbuh Jana, bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian di lima desa, yakni Desa Sukamulya, Hautpugur, Jelekong, Cangkuang dan Desa Linggar.

Baca Juga: Turnamen Unik, Main Voli Gunakan Bola Plastik dan Berhadiah Seekor Ayam

Dengan adanya pembangunan dam itu bisa menampung air saat musim hujan, di saat musim kemarau air bisa disalurkan ke lahan pertanian.

"Sudah kita ketahui setiap musim kemarau, Rancaekek itu kekurangan air. Sebaliknya pada musim hujan rawan banjir," ujarnya.

Ia berharap dengan adanya pembangunan dam itu untuk menanggulangi kebutuhan air untuk mengairi lahan pertanian disaat memasuki musim kemarau.

Baca Juga: Jaguar Land Rover Tetap Produksi Mobil Diesel

"Dampak normalisasi Sungai Cimande, menghambat aliran air ke lahan pertanian. Yang jelas harus ada penataan kembali aliran air ke lahan pertanian. Apalagi saat ini menghadapi musim kemarau, sehingga persediaan air untuk lahan pertanian harus aman," ucapnya.

Lebih lanjut Jana juga turut menyinggung kondisi pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah cair di Kecamatan Rancaekek, khususnya di aliran Sungai Cimande sudah mulai bisa diminimalisir. Sehingga tidak lagi terjadi pencemaran limbah pabrik.

Pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pabrik sudah berkurang. Aliran air Sungai Cimande sudah terlihat bersih.

Baca Juga: Warga Merasa Resah, Polisi Bubarkan Aktivitas Anak Punk

Apalagi saat ini sudah dibantu oleh Satgas Citarum Harum dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik. Jadi sudah mulai berkurang pencemaran limbah cairnya" tuturnya.

Ia mengatakan terjadinya penurunan pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pabrik di Sungai Cimande bisa juga karena masih ada di antara perusahaan yang belum operasional akibat dampak Covid-19.

"Kami berharap kualitas air yang mengalir di sungai untuk pengairan ke lahan pertanian semakin bagus. Supaya kualitas padi semakin bagus. Dampak pencemaran limbah pabrik sangat buruk bagi tanaman pertanian padi. Selain tanah tidak subur, juga produksi padi menurun," tuturnya.

Baca Juga: Dianggap Berdampak Negatif, Penggemar TikTok Siap-siap Kecele

Sama halnya yang dikatakan para petani di lokasi bantaran Sungai Cimande tersebut. "Harus ada pembangunan dam, soalnya para petani membutuhkan air untuk menggarap lahan pertanian. Saat ini, Sungai Cimande masih dalam proses pengerjaan normalisasi," kata petani lainnya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x