Babakansari Terkenal Sebagai Kampung Bendera, Omzet Mencapai Rp 4,5 Miliar

- 10 Agustus 2020, 12:57 WIB
SEJUMLAH warga sedang menjahit bendera di tempat pembuatan bendera milik Aji, di Kampung Pangkurisan, Desa Salamnunggal, Kecamatan Leles.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
SEJUMLAH warga sedang menjahit bendera di tempat pembuatan bendera milik Aji, di Kampung Pangkurisan, Desa Salamnunggal, Kecamatan Leles.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Korban Tenggelam di Kali Muara Ciasem Kabupaten Subang

Bahkan sekitar 70 persen warga di desa tersebut mengandalkan mata pencaharaian dari membuat dan menjual bendera. Namun untuk tahun ini, akibat pandemi Covid-19, tinggal hanya sekitar 35 persen warga yang masih menggelutiu usaha tersebut.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya, bendera dari desa ini yang dibawa untuk dijual di daerah Bandung saja mencapai ribuan kodi setiap kali menjelang Agustusan. Namun tahun sekarang sangat menurun, diperkirakan hanya 50 persennya," ujarnya.

Terjadinya penurunan tingkat penjualan bendera dari kawasan Leles, dibenarkan pula oleh Aji Juhana (45), salah seorang pengusaha bendera di Kampung Pangkurisan. Menurutnya, penurunan penjualan tahun ini diperkirakan mencapai 50 persen dari sebelum-sebelumnya.

Baca Juga: Update Harga Emas Senin 10 Agustus 2020

Bahkan diakui Aji, untuk tahun ini dirinya tidak memproduksi bendera dalam jumlah yang banyak sebagaimana biasanya.

Bendera yang dijual pun kebanyakan adalah sisa stok tahun lalu dan kalaupun memproduksi, hanya sebatas ketika ada pesanan saja.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya, sejak awal September tahun sebelumnya, kami sudah memproduksi bendera dalam jumlah yang sangat besar guna memenuhi kebutuhan bendera pada Agustus tahun berikutnya," ungkap Aji.

Baca Juga: Kesulitan Armada, Wakil Wali Kota Cirebon Inginkan Seluruh TPS Ditutup

"Namun sekarang tidak, saya hanya menjual sisa stok tahun lalu dan baru menjahit atau memproduksi ketika da pesanan saja dan itu pun tidak sebanyak dulu," kata Aji.

Ia menjelaskan, para pengusaha bendera tentu tidak akan berani memproduksi bendera dalam jumlah yang banyak dalam situasi kondisi seperti sekarang ini.
Hal ini dikarenkan hampir 80 persen modal yang digunakan para pengusaha bendera merupakn pinjaman dari bank.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah