Di Tengah Pandemi Covid-19, Masyarakat Lebih Senang Belanja di Pasar Tradidional

- 12 Agustus 2020, 20:28 WIB
ILUSTRASI pasar tradisional.*
ILUSTRASI pasar tradisional.* /PIXABAY/Fotoworkshop4You/

 

ZONA PRIANGAN - Selama masa pandemi Covid-19, terjadi penurunan daya beli masyarakat baik di pasar tradisional maupun di pasar modern.

Namum jika dibandingkan, masyarakat lebih menyukai berbelanja di pasar tradisional ketimbang di pasar modern.

"Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat memang lebih suka belanja bahan pangan atau kebutuhan pokok di pasar tradisional dibanding di pasar modern.

Baca Juga: Kemendagri 'keukeuh' dengan keputusannya, Pilkades Serentak Ciamis Ditunda

Kalau secara umum, selama masa pandemi Covid-19 ini terjadi penurunan daya beli masyarakat," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut, Nia Gania, Rabu, 12 Agustus 2020.

Menurut Gania, mungkin ada beberapa pertimbangan kenapa masyarakat lebih banyak yang memilih belanja di pasar tradisional ketimbang di pasar modern.

Harga barang-barang di pasar tradisional yang masih bisa ditawar, menjadi daya tarik tersediri bagi masyarakat sehingga mereka lebih memilih belanja di pasar tradisional.

Baca Juga: Rokok Elektronik Meningkatkan Risiko Covid-19 di Kalangan Remaja dan Dewasa

Selain itu, ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional cenderung lebih lengkap dibanding di pasar modern.

Tak heran kalau selama ini konsumen pasar tradisional lebih banyak dibanding konsumen pasar modern, mulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah.

Diungkapkan Gania,  jumlah pasar rakyat atau pasar tradisional di Kabupaten Garut saat ini ada 15 dengan jumlah pedagang mencapai 16.800.

Baca Juga: Normalisasi Sungai Citanduy-Cikidang, BBWS Citanduy minta masyarakat Kooperatif

Setelah sempat ada yang berhenti berjualan akibat pandemi Covid-19, kini  sejumlah pedagang sudah ada yang mulai beraktivitas kembali dengan imbauan protokol kesehatan.

"Terjadi penurunan aktivitas usaha selama masa pandemi Covid-19 di pasar-pasar tradisional karena pedagang dan konsumen enggan ke pasar karena takut.

Hal ini sempat menimbulkan kecemasan para pedagang, takut kondisi seperti itu berlangsung lama," katanya.

Baca Juga: Satnarkoba Polres Garut Amankan Hampir Satu Ons Sabu

Gania menerangkan, aktivitas di pasar-pasar tradisional mulai berjalan kembali pada bulan Maret lalu akan tetapi dengan  penerapan protokol kesehatan.

Di sisi lain ia mengakui jika penerapan protokol kesehatan di pasar-pasar tradisional cukup sulit dilaksanakan terutama physical distancing dan social distancing.

Menurut Gania, memasuki bulan Juni hingga Juli, aktivitas pasar berlangsung normal.

Baca Juga: Ingatkan Warga Sumedang Patuhi Protokol Kesehatan, TNI - POLRI Bagikan Masker

Dari seribu rapid tes yang sudah dilakukan, tidak ada satupun pedagang yang reaktif.

Sedangkan peningkatan aktivitas ekonomi di pasar terjadi dua minggu sebelum Idul Adha terutama akibat meningkatnya  permintaan komoditas sayuran.

Sementara itu untuk komoditas daging, terjadi penurunan tingkat penjualan akan tetapi tidak sampai terjadi penurunan harga karena masih banyak pedagang baso yang  tetap membeli daging.

Baca Juga: Bangun Kandang Ayam Petelur Dengan Memanfaatkan Pakan yang Dikombinasikan Bios 44

"Penurunan omzet penjual daging saat itu berkurang sampai 30 persen.

Hal tersebut disebabkan jumlah warga yang melaksanakan kegiatan massal seperti resepsi pernikahan, seminar, dan kegiatan yang mengundang banyak orang nyaris tidak ada," ucap Gania.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x