Rudi salah seorang pemuda setempat mengatakan, kali ini pembuatan bubur sura dilaksanakan di lokasi wisata Curug Cipeuteuy sekaligus mempromosikan wisata dan makanan khas yang biasa dibuat masyarakat setiap bulan Syuro atau bulan Sura.
Bubur dibuat sebanyak 1.000 mangkuk dan dibagikan kepada para pengunjung agar mereka bisa mencicipi bubur sura yang mungkin di tempat lain sudah tidak dilakukan oleh masyarakatnya. Pembuatan bubur dilakukan mulai pagi hari sehingga saat siang hari oleh sejumlah ibu-ibu, begitu pengunjung mulai banyak yang berdatangan atau pulang mereka bisa menikmati terlebih dulu.
Baca Juga: Tim Bulutangkis Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber Cup 2020
Kibagus Nana Waskana dan Jaja pengunjung wisata Curug Cipeuteuy yang menikmati bubur sura mengaku cukup tertarik dengan sajian bubur dari warga. “Yang pasti saat lapar ada bubur,” kata Jaja sambil tertawa.
Menurutnya, pembuatan bubur sura di loaksi wisata cukup menarik karena tidak semua daerah masih mempertahankan tradisi demikian.
Selain itu kalaupun ada daerah yang masih mempertahankan tradisi pembuatan bubur sura seperti di wilayah Kecamatan Jatitujuh, belum tentu diketahui anak muda sekarang. Karena tradisi bubur sura atau tradisi lainnya biasanya hanya dilakukan generasi tua saat ini.***