Bangunan Istana Ban Puen terdiri dari dua lantai. Keberadaannya sebagai bangunan yang dilindungi.
Untuk mencegah berbagai kerusakan di bangunan yang dianggap sebagai monumen kuno itu, setiap pengunjung dilarang memotret bagian atau benda yang ada di sana.
Baca Juga: Warga Desa Lumbu Masih Menurut Pesan Sesepuh, Tidak Berani Tebang Pohon Bambu Sembarang Waktu
Pengunjung hanya diperkenankan kelilling dan melihat-lihat berbagai pajangan benda khas kerajaan.
Semua ruangan yang ada di Istana Ban Puen berukuran besar. Mulai dari ruang penerimaan tamu kerajaan, hingga kamar mandi sangat luas.
Istana Ban Puen dibangun pada masa Raja Rama V berkuasa (1910). Enam tahun kemudian baru selesai pada masa Raja Rama VI berkuasa (1916).
Baca Juga: Curug Putri Sering Disebut Lokasi Turunnya Dewi Kahyangan
Secara arsitektur, Istana Ban Puen mirip bangunan-bangunan di Eropa, mengingat perancangnya berasal dari Jerman, yakni Karl Siegfried Dhring.
Namun, sebagaimana tempat-tempat lainnya di Thailand, dalam bangunan Istana Ban Puen pun tersedia ruangan khusus untuk biksu.
Di sana ada ruangan semacam tempat persembahan dan dijaga seorang biksu. Pengunjung yang beragama Budha biasanya menyempatkan diri minta doa di ruangan tersebut.