Terdampak Pandemi Covid-19, Pelaku Usaha Konveksi Ini Belum Tersentuh Program Pemerintah

26 Agustus 2020, 03:30 WIB
PELAKU usaka kecil menengah bidang konveksi mengharapkan adanya bantuan modal setelah dihantam krisis pandemi Covid-19.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sudah beberapa bulan terakhir ini terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, khususnya di Indonesia.

Ace Suryadi, pelaku UKM yang bergerak pada sektor usaha konveksi produksi pakaian di Kampung Solokan Jangkung RT 03 RW 01 Desa Sukamanah Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung Jawa Barat yang merasakan langsung dampak pandemi Covid-19 pada bidang usahanya.

Ace Suryadi mengatakan, untuk membangkitkan kembali usaha konveksinya itu, salah satunya harus ada bantuan modal usaha.

Baca Juga: Roti Unyil Cucu Sumiati Mulai Dikenal di Cimahi

Sampai saat ini, pelaku usaha tersebut belum tersentuh program pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi pada sektor UKM akibat dampak pandemi Covid-19.

"Harus ada suntikan modal usaha. Minimal ada pinjaman kredit dengan bunga sangat ringan, baru usaha saya secara bertahap bisa kembali operasional," tutur Ace, Selasa 25 Agustus 2020.

Ace mengungkapkan, ampai saat ini, usaha konveksi berhenti dulu karena modal usaha masih tersimpan pada barang yang belum bisa dikeluarkan atau dipasarkan.

Baca Juga: Peternak Bebek Makin Sedikit, Usaha Telur Asin Ibu Suryati Terancam

Menurutnya, pentingnya ada suntikan modal pada sektor usaha tersebut, untuk kembali menggerakkan usaha konveksi yang dikelolanya.

"Kalau tidak ada suntikan anggaran, usaha pun tak akan bergerak," ujarnya.

Keterpurukan usahanya itu mulai dirasakan ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan kasus penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Pertamina Wacanakan Penghapusan Pertalite dan Premium, Pegiat Lingkungan: Terlambat!

Dampak dari PSBB itu pemasaran barang keluar kota atau daerah pun sempat terhambat.

"Saat ini, kebanyakan modal usaha masih di tanam di barang yang belum keluar," katanya.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi tersebut, pelaku usaha pun tak bisa berbuat banyak.

Baca Juga: Masyarakat Banyak Berlibur, Rupiah Justru Menguat

Saat hendak membuat langkah baru dalam pengembangan usaha, kata Ace, pengusaha pun tak bisa mengembangkan usahanya karena modal usaha masih tersimpan di barang yang sudah jadi dan belum bisa dipasarkan.

"Yang jelas harus ada suntikan modal usaha. Karena mau buka kembali usaha konveksi pakaian, terbentur modal usaha," ucapnya.

Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 ini, tidak hanya dialami oleh dirinya. Para pekerja yang sehari-hari menjahit pakaian anak-anak pun merasakan dampaknya. "Mereka akhirnya tak kerja," keluhnya.

Baca Juga: Jadi Pedagang Kerupuk Itu Rumit, Harus Kerja di Pabrik Tanpa Upah, Begitulah Nasib Orang Kecil

Dampak penyebaran virus corona itu, tak hanya dialami Ace, para pelaku usaha lainnya yang bergerak pada sektor usaha konveksi di Desa Sukamanah juga merasakan hal serupa.

Dalam kondisi normal, para pelaku usaha konveksi itu memasarkan barangnya ke Kota Solo, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.

Untuk mengembalikan usaha pada sektor UKM itu, selain berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, juga ada bantuan modal usaha dari pemerintah untuk pemulihan usaha pada sektor konveksi tersebut.

Baca Juga: Tidak Pernah Mengeluh, di Usia Senja Ibu Lilis Semangat Jualan Nasi Kuning

"Bukan hanya dirasakan oleh saya sendiri, para pelaku usaha pabrik tekstil juga banyak yang berhenti. Jadi dampak Covid-19 ini, banyak para pelaku usaha yang total berhenti," ungkapnya.

Ace mengatakan, biasanya dalam kondisi normal pada tiga bulan sebelum Lebaran Idulfitri pada setiap tahunnya, menjadi sumber keuntungan bagi para pelaku usaha konveksi.

Pasalnya, permintaan barang cukup banyak di pasaran. Bahkan persiapannya pun sudah dilakukan pada pertengahan tahun.

Baca Juga: Jangan Mengaku Penggemar Cilok kalau Belum Coba Cilok Berbahan Baku Aci Kawung

"Namun pada Lebaran lalu karena bersamaan dengan pandemi Covid-19, banyak barang yang tidak bisa keluar," ungkapnya.

Namun disinggung apakah sudah ada sosialisasi dari pemerintah terhadap pelaku usaha dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19 kepada para pelaku UKM, ia menyatakan belum ada.

Ia berharap ada program dari pemerintah untuk pemulihan ekonomi pada sektor konveksi atau UKM.

Baca Juga: 15 Tahun Usaha Kupat Tahu Petis, Mang Enceng: Virus Corona Membuat Dagangan Jadi Sepi

Sementara itu, Tokoh Masyarakat Desa Sukamanah Asep Pendi mengatakan, di wilayahnya tidak kurang dari 100 pelaku UKM yang bergerak pada usaha konveksi pakaian. Selain itu perusahaan pabrik tekstil dan usaha lainnya.

"Umumnya, para pelaku usaha tersebut berhenti akibat pandemi Covid-19," katanya.

Ia berharap kepada pemerintah memerhatikan para pelaku usaha tersebut, minimal ada bantuan hibah modal usaha untuk memulihkan usaha mereka.

Baca Juga: Rumor Reshuffle Kabinet Makin Deras Beredar, AHY Masuk, Prabowo Bakal Digeser

"Minimal untuk pelaku usaha kecil ada hibah antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, khususnya bagi usaha yang terdampak Covid-19. Namun untuk pelaku usaha kecil dan menengah, minimal ada bantuan kredit dengan bunga ringan. Dengan adanya bantuan kredit Rp 200 juta minimal, usaha mereka bisa kembali berjalan," pungkasnya.***

 

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler