Berhasil Jaga Kualitas Aset di 2022 dengan NPL 1.13%, Kinerja Bisnis Tetap Solid pasca Pandemi Covid-19

- 11 Maret 2023, 13:30 WIB
Berhasil jaga kualitas aset di 2022 dengan NPL 1.13%, kinerja bisnis tetap solid pasca pandemi Covid-19.
Berhasil jaga kualitas aset di 2022 dengan NPL 1.13%, kinerja bisnis tetap solid pasca pandemi Covid-19. /

ZONA PRIANGAN - Seiring terjaganya kondisi perekonomian di dalam negeri, pada tahun ini memungkinkan kinerja sektor keuangan, terutama perbankan, diproyeksikan akan tumbuh positif meski kondisi internasional masih penuh tantangan.

Optimisme ini, sejalan dengan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperkirakan kredit perbankan tahun ini akan tumbuh sebesar 10-12% disokong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7-9%.

Didukung meningkatnya kegiatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi akan semakin positif terutama sejak berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Top Markotop di Bintaro, Bakso Semox dan Bakso Pojok Hankam Bikin Penasaran

Seperti yang disampaikan dalam paparan Analyst Meeting Full Year 2022 yang dilaksanakan pada Senin 27 Februari 2023, bank bjb mencatatkan kinerja solid di berbagai sektor bisnis.

Sepanjang 2022, bank pemerintah daerah ini mencatatkan laba sebelum pajak Rp2,8 Triliun dengan Non Performing Loan (NPL) alias rasio kredit macet yang terjaga Non Performing Loan berhasil terjaga pada level 1.13%, dengan Coverage ratio pada level 124,3%.

Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi, mengatakan capaian gemilang kinerja bisnis bank bjb didorong melalui penguasaan pasar yang kuat sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi.

Baca Juga: Ammar Zoni Kembali Ditangkap karena Kasus Narkoba, Netizen: Kurang Apa Idup Lo?

"Manajemen senantiasa melakukan efisiensi pengelolaan likuiditas sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali," katanya.

Yuddy menjelaskan, berbagai terobosan yang mereka lakukan merupakan perwujudan komitmen dari pihaknya untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk mememperkuat eksistensinya di dunia perbankan.

"Sepanjang 2022, bank kami tercatat terus tumbuh secara positif meskipun situasi ekonomi masih berada dalam masa transisi pemulihan pasca pandemi Covid-19," tambahnya.

Baca Juga: Pfizer akan Meluncurkan Vaksin RSV untuk Lansia dan Wanita Hamil di AS dan Eropa pada Akhir Tahun Ini

Yuddy pun menyampaikan, kinerja solid pihaknya juga berkat hadirnya berbagai kebijakan positif di sektor keuangan dan perbankan, sehingga dapat membantu terciptanya iklim yang kondusif di 2022.

Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, membuat kinerjanya terus tumbuh positif sepanjang 2022.

Yuddy menyatakan optimis, meski situasi ekonomi pada tahun ini akan dinamis, bahwa kinerja banknya ini akan semakin positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Wingday X HDCI 'The 50th Golden Memorial 2023' Tradisi Gathering Harley-Davidson Enthusiast Siap Digelar

"Sesuai permintaan pemegang saham, kami akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para stakeholder dan shareholder," ungkapnya.

Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 14,5% secara year on year menjadi Rp181,2 triliun, laba tercatat sebesar Rp2,85 trilliun tumbuh 9,6% year on year sedangkan setelah pajak tercatat sebesar Rp2,24 trilliun tumbuh 11,2% year on year secara konsolidasian. Lebih lanjut Yuddy menjelaskan total aset banknya ini tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.

"Kredit bank juga terus tumbuh, selama tahun 2022 tercatatkan pertumbuhan kredit pada level 13,1% atau tercatat Rp108,3 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR," paparnya.

Baca Juga: Deposito Suka-suka yang Mudah Dicairkan Kapan Saja, Tanpa Kena Pinalti, Emang Bisa? Cek Paparan Lengkap Disini

Menurut Yuddy, Fee Based Income naik, bersumber dari digital channel yang tumbuh positif. Selain itu umlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat.

"Ke depan, kami fokus mengembangkan pola banking secara Hybrid karena melihat Online dan Offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan. Kami pun memiliki basis nasabah yang erat budayanya baik dengan transaksi on counter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik," jelasnya.

Yuddy pun menambahkan, saat ini jaringan kantor fisik bank bjb tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan Sebagian pangsa ASN.

Di saat yang bersamaan, lanjut Yuddy, pihaknya membangun infrastruktur dan produk berbasis teknologi untuk menciptakan pengalaman perbankan layaknya perusahaan fintech. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah khususnya kalangan millennial dan juga beberapa produk spesifik seperti produk kredit Mesra berbasis komunitas dan menyediakan akses pengajuan kredit melalui aplikasi, juga sebagian pangsa ASN yang memang sudah lekat dengan produk berbasis teknologi.

"Layanan Offline kami optimalkan untuk segmen yang membutuhkan dan nyaman dengan layanan konvensional on counter, sedangkan layanan Online terus kami kembangkan dan perkuat untuk menciptakan pengalaman yang berbeda bagi Sebagian pangsa nasabah yang membutuhkan," ujarnya.

Yuddy berharap, pengembangan infrastruktur dan produk berbasis teknologi yang dilakukan banknya menjadi daya tarik bagi BPD lainnya untuk bersinergi dari sisi penyaluran kredit, penggunaan infrastruktur, pengembangan sumber daya, serta permodalan melalui kepemilikan. bank bjb telah melakukan penjajakan dengan beberapa BPD yang telah sama-sama melihat benefit bagi kedua belah pihak untuk bersinergi dan kolaborasi.

"Kami mengajak BPD lain di Indonesia untuk lebih kuat, besar dan efisien, kami sangat terbuka untuk kolaborasi. Tentunya sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak, jadi dalam kerangka pengembangan bisnis bersama sama," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x