Tingkatkan Imunitas dan Cegah Penularan Covid-19 pada Anak dengan Tetap Menjaga Asupan Nutrisi dan Gizi

7 Oktober 2021, 00:19 WIB
Tingkatkan imunitas dan cegah penularan Covid-19 pada anak dengan tetap menjaga asupan nutrisi dan gizi. /Pixabay/Jill Wellington/

ZONA PRIANGAN - Berdasarkan data dari Unicef seperti dilaporkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah kematian pada anak balita hingga 2019 mengalami penurunan.

Tapi dengan adanya pandemi Covid-19, kematian anak balita kembali mengalami tren kenaikan yang hampir 50 persen.

Karenanya peran orang tua sangat penting dan diperlukan dalam mempersiapkan makanan yang bergizi untuk anak-anaknya.

Baca Juga: Kota Bandung Optimis Desember 2021 Target Vaksinasi Capai 100 Persen, Oded: Ini Berkat Kekuatan Kolaborasi

Secara global, populasi anak yang terkena Covid-19 memiliki cakupan yang lebih rendah dibanding pada orang dewasa.

Sementara itu dalam pola konsumsi makanan bergizi patut menjadi perhatian. Salah satunya adalah kebiasaan mengonsumsi kental manis.

Koordinator Kesehatan Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah, Atika M Zaki, mengatakan bahwa anak-anak akan terserang corona yaitu pada mereka yang dengan nutrisi yang kurang baik dan gizi yang rendah.

Baca Juga: Ikon The Beatles Sir Paul McCartney Ternyata Sudah Lama Menanam Pohon Ganja di Kebunnya

"Ini tentu saja memerlukan peran dari orang tua terutama ibu yang menyiapkan makanan-makanan bergizi," katanya dalam sambutan webinar nasional via aplikasi zoom, belum lama ini.

Lebih lanjut Atika menegaskan, PP Aisyiyah bekerja sama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) selama ini melakukan edukasi bahwa susu kental manis (SKM) bukan susu tetapi gula yang diberi rasa susu.

"Tetapi sudah 1 abad masuk ke Indonesia dan kita dijejali iklan bahwa itu adalah susu sehingga banyak ibu-ibu yang tidak mengetahui dan memberikan balitanya SKM, ini upaya dari YAICI dan PP Aisyiyah mengadakan edukasi, meluruskan pandangan-pandangan yang keliru," paparnya.

Baca Juga: WHO Akan Mengeluarkan Keputusan Tentang 'Clearance' Covaxin Pada Pekan Depan

Sementara itu, dr. Dian Arini dari RS Jakarta Sukapura mengatakan untuk menjaga anak agar tidak tertular Covid-19 adalah dengan menjaga asupan nutrisi, aktivitas fisik, istirahat yang cukup, PHBS serta penularan yang spesifik.

Saat disinggung apakah susu kental manis boleh diseduh, dokter spesialis anak ini menegaskan, berdasarkan rekomendasi IDAI SKM bukan susu, karena SKM hanya sebagai tambahan/topping/asesoris atau kita makan atau minum es. Makan di atas roti untuk anak pakai kental manis, bukan diseduh sebagai bentuk susu karena itu bukan susu.

"Di dalam kental manis itu tidak ada kandungan kalori, protein, vitamin, mineral yang seharusnya di dapat dalam kandungan susu, karena susu itu kan sifatnya untuk menambah zat yang kurang yang mungkin tidak tercukupi oleh makanan yang anak-anak  makan. Sedangkan kental manis itu kandungan gulanya yang justru tinggi" jelasnya.

Baca Juga: Organisasi Meteorologi Dunia PBB: Lima Miliar Penduduk Dunia Berjuang untuk Mengakses Air pada 2050

Dalam kesempatan yang sama, Associate Professor of Nutrition Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Tria Astika Endah Permatasari, mengatakan untuk meningkatkan gizi pada anak, pola asuh orang tua memiliki peran penting, pertama adalah pola asuh psiko emosional, pendekatan psikologis untuk membangun ‘bonding’ ayah-ibu, menjaga emosional orang tua, dan meningkatkan kepercayaan diri orang tua dalam pengasuhan anak.

"Kedua adalah proses interaksi orang tua dan anak-anak dalam memberi makan (nourishing), berupa pemenuhan makan dan edukasi gizi sejak dini," ujarnya.
 
Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045. Hal ini menjadi peluang bagi semua jika bonus demografi ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Kuncinya dari generasi saat ini.

"Masih ada 24 tahun lagi. Kalau generasi sekarang ini tidak diimbangi dengan gizi yang baik maka generasi yang akan datang di tahun 2030-2045 akan menjadi boomerang. Itu yang menjadi perhatian kami," ungkapnya.

Arif menambahkan, selama ini, yang YAICI dan PP Aisyiyah lakukan adalah mensosialisasikan apa saja yang menjadi perhatian masyarakat.

"Hal ini dilakukan dalam upaya kesehatan anak yang saat ini masih balita tidak menjadi boomerang bonus demografi yang puncaknya di 2030," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler