Salju Masih Menumpuk di Spanyol, Warga Makin Kedinginan dalam Kegelapan Tanpa Listrik

14 Januari 2021, 07:16 WIB
SEJUMLAH warga Spanyol terisolasi dalam rumah karena tumpukan salju dan listrik padam.* /Pixabay/


ZONA PRIANGAN - Badai Filomena membuat salju semakin menumpuk di beberapa wilayah Spanyol.

Salju yang semakin membeku membuat suhu turun hingga minus 16 derajat celcius (3F).

Derita warga semakin bertambah, setelah tidak bisa keluar rumah karena terbendung salju, aliran listrik pun padam.

Baca Juga: Salju Mengeras Jadi Es, Warga Spanyol Panik, Sudah Lima Orang Tewas Kedinginan

Kondisi terparah akibat timbunan salju terjadi di La Cañada Real Galiana, sebuah kota besar di luar Madrid.

Para pejabat mengatakan, listri padam bukan karena timbunan salju, namun lebih dikarenakan banyak tersedot oleh petani ganja.

Warga di La Cañada Real Galiana menyebut salju yang turun dan membeku membuat cuaca semakin brutal, yang lebih cocok untuk Siberia.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

“Cuaca sangat dingin, dan kami tidak memiliki cahaya,” kata warga Yolanda Martín Herrera, seperti dikutip zonapriangan.com dari ABC News.

“Kami praktis kehabisan kayu bakar dan tidak bisa mendapatkan lebih banyak karena salju membuka dimana-mana,” tutur Yolanda.

“Kami dilupakan di sini. Kita manusia, bukan binatang,” kata Martín Herrera, suami Yolanda.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

La Cañada Real Galiana, dikenal dengan penjualan obat-obatan terlarang, kebanyakan kokain dan heroin.

Dalam beberapa tahun terakhir, menanam ganja di ruang bawah tanah dan garasi dengan lampu yang kuat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi sebagian orang.

Pemadaman listrik menyebabkan sekitar 4.600 orang, termasuk sekitar 1.800 anak-anak, bergantung pada botol gas.

Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini

“Kami mengalami saat yang buruk,” kata Jesús Pérez, 49 yang tinggal bersama istri dan delapan anaknya di sebuah gubuk.

“Tidak ada yang membantu kami. Mereka tidak datang untuk membersihkan salju, mereka tidak memberikan solusi atau apapun," ucapnya.

"Kami ditinggalkan di sini dengan kedinginan. Orang-orang ini tidak mendengarkan kami dan hanya itu," tambahnya.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

Situasi tersebut mendorong Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mengeluarkan pernyataan sebelum Natal yang menuntut resolusi segera.

"Tanpa listrik, tidak ada pemanas di rumah dan tidak ada air panas, yang berarti anak-anak tidak bisa mandi atau mencuci dengan benar," kata pernyataan itu.

Penduduk menyalahkan perusahaan utilitas nasional swasta Naturgy dan otoritas Madrid, yang mengatakan petani ganja bertanggung jawab atas pemadaman listrik.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

“Pasokan listrik tidak pernah dimatikan,” kata Alfonso Adánez, juru bicara departemen perumahan wilayah Madrid.

Masalahnya, setiap kali aktif terus terputus karena gelombang dari perkebunan.

Infrastruktur listrik di daerah tersebut awalnya dirancang untuk menggerakkan pabrik furnitur lama.

Baca Juga: Kashmir Kembali Bergejolak, Pemerintah New Delhi Tangkap Puluhan Aktivis

Selama bertahun-tahun, banyak penduduk, kebanyakan di daerah yang sangat miskin, memasang kabel dari saluran listrik untuk menghangatkan dan menerangi tempat tinggal mereka.

Pihak berwenang umumnya telah mengizinkan pengalihan, meskipun secara teknis ilegal.

Pejabat dan organisasi non-pemerintah mengatakan polisi harus membongkar pertumbuhan ganja, tetapi sejauh ini hal itu tampaknya tidak terjadi.

Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Masuk Singapura, Indonesia Perlu Lakukan Antisipasi

Untuk mengantisipasi bencana lebih lanjut, Pemerintah daerah juga mendirikan tempat penampungan darurat yang mampu menampung lebih dari 500.

Namun hingga Selasa, hanya satu keluarga yang menerima tawaran tempat tinggal.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler