ZONA PRIANGAN - Rebecca Roberts dan pasangannya berjuang dengan masalah ketidaksuburannya selama lebih dari setahun. Jadi, ketika mereka mendapat hasil positif tes kehamilan di rumah tentunya sangat gembira.
Tetapi hasil tersebut belum sepenuhnya dipercaya hingga melakukan pemeriksaan USG, ketika pasangan itu melihat bayi mereka di layar sonogram dan mendengarkan irama detak jantung yang stabil.
Pada bagan medis Rebecca Roberts, dokter kandungan menulis:tunggal.
Baca Juga: Halsey Berbagi Foto Kehamilan Anak Pertamanya, Setelah Sempat Keguguran di Kehamilan Pertamanya
"Saya ingat berjalan menjauh dari pemindaian pertama dengan sangat bahagia," kata Rebecca Roberts yang tinggal di Wiltshire, Inggris, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.
Tapi, kegembiraannya itu tiba-tiba berubah menjadi syok lima pekan kemudian, saat pemeriksaan ultrasonografi 12 minggu, ketika ahli sonografi melihat sesuatu yang menakjubkan.
Tampaknya, Rebecca Roberts tiba-tiba mengandung dua bayi, salah satunya kurang berkembang dibandingkan yang lain. Di ruangan tersebut, semua terdiam melihat pemandangan menakjubkan itu.
Baca Juga: LinkedIn Mengkonfirmasi Pembobolan Data 500 Juta Pelanggan, Detail Pribadi Dijual secara Online
"Saya pikir sesuatu yang buruk telah terjadi," kata Rebecca Roberts.
"Ahli sonografi menatap saya dan berkata,'Apakah Anda tahu, Anda mengharapkan anak kembar?'" tambahnya.
Tapi, itu bukang pasangan kembar biasa. Kehamilannya didiagnosis sebagai superfetasi, suatu kondisi langka di mana seorang perempuan yang sudah hamil, hamil lagi.
Kehamilan Rebecca Roberts adalah salah satu dari sedikit kasus superfetasi yang tercatat dalam literatur medis, kata dokter kandungan, David Walker.
Superfetasi sangat jarang terjadi, sehingga Walker kesulitan untuk mendiagnosisnya. Dalam 25 tahun sebagai dokter kandungan, itu adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Itu tidak terjadi," kata Walker.
Baca Juga: Hyundai Hadirkan New Santa Fe di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Daftar Harganya
Perlu beberapa kali pemindaian, sebelum dia dengan yakin mendiagnosis kondisi tersebut.
"Kami prihatin karena kembaran keduanya jauh lebih kecil. Hanya dengan pemindaian rutin dan melihat laju pertumbuhannya secara konsisten tiga minggu di belakang, baru lah kami menyadari itu superfetasi," jelasnya.
Jumlah sebenarnya dari kasus superfetasi tidak diketahui, tetapi menurut laporan yang diterbitkan pada 2008 di European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, kurang dari 10 kejadian fenomena tersebut telah tercatat saat itu.
Baca Juga: Priyanka Chopra Siap Jadi Presenter di BAFTA 2021, Akan Jadi Hari Terkeren di Tengah Jalani WFH
Biasanya, perubahan hormonal dan fisik selama kehamilan dapat mencegah terjadinya konsepsi lain. Itu tidak terjadi pada Rebecca Roberts.
"Alih-alih menghentikan ovulasi, dia melepaskan sel telur lain sekitar tiga atau empat minggu setelah yang pertama, dan telur itu entah bagaimana secara ajaib berhasil dibuahi dan ditanamkan di rahimnya," kata Walker.
Baca Juga: Ternyata Ada 3 Waktu Terbaik untuk Minum Air Putih, Simak penjelasannya
Meskipun Rebecca Roberts menggunakan obat kesuburan untuk merangsang ovulasi, Walker mengatakan bahwa dia tidak yakin bahwa obat tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelipatan, yang merupakan penyebab superfetasi.
"Dia tidak melepaskan dua telur pada saat yang sama, yang biasanya dilakukan oleh pengobatan," tambahnya.
"Tapi kami tidak punya cara untuk membuktikannya dengan satu atau cara lainnya," pungkasnya.***