WHO Peringatkan Dampak Corona Jangka Panjang pada Kesehatan Mental

23 Juli 2021, 11:59 WIB
WHO peringatkan dampak corona jangka panjang pada kesehatan mental. /NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Dampak kesehatan mental dari pandemi corona akan jangka panjang dan berjangkauan jauh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Kamis, 22 Juli 2021 ketika para ahli dan pemimpin menyerukan tindakan terhadap kecemasan dan stres terkait corona.

"Semua orang terpengaruh dalam satu atau lain cara," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada awal pertemuan dua hari di Athena dengan menteri kesehatan dari puluhan negara, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Kamis 22 Juli 2021.

Dikatakan bahwa rasa kecemasan seputar penularan virus, dampak psikologis dari 'lockdown' dan isolasi mandiri telah berkontribusi pada krisis kesehatan mental, bersama dengan tekanan yang terkait dengan pengangguran, kekhawatiran keuangan, dan keterasingan sosial.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 23 Juli 2021: Elsa Tersudut, Nino Akan Mengarahkan Istrinya Masuk Penjara demi Reyna

"Dampak kesehatan mental dari pandemi ini akan berjangka panjang dan berjangkauan luas," tambah pernyataan itu.

Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge mengatakan kesehatan mental harus dianggap sebagai hak asasi manusia yang mendasar, menekankan bagaimana virus itu telah menghancurkan kehidupan.

"Pandemi telah mengguncang dunia," katanya dalam konferensi tersebut.

Baca Juga: Hasil Studi: Pasien yang Sembuh dari Corona Terdeteksi Adanya Nanah yang Tak Biasa di Organ Hati

"Lebih dari empat juta nyawa hilang secara global, mata pencaharian hancur, keluarga dan komunitas terpisah, bisnis bangkrut, dan orang kehilangan kesempatan".

WHO menyerukan penguatan layanan kesehatan mental secara umum dan peningkatan akses ke perawatan melalui teknologi.

Ia juga mendesak layanan dukungan psikologis yang lebih baik di sekolah, universitas, tempat kerja dan untuk orang-orang yang berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi corona.

Baca Juga: Refly Harun: Sungguh Berbahaya, Bila Ada Pelanggaran Bukan Sanksi yang Diberikan Cukup UU Saja yang Diubah

Para menteri mendengar pengakuan dari seorang wanita asal Yunani yang berusia 38 tahun, bernama Katerina yang memberi tahu mereka bagaimana dia telah menerima perawatan untuk gangguan kejiwaan sejak 2002 dan telah mengatasi dengan baik sampai pandemi melanda.

Dia tidak lagi dapat menghadiri kelompok pendukung secara langsung dan tidak dapat bertemu ayahnya, memaksanya untuk meningkatkan perawatannya.

"Tekanan isolasi sosial menyebabkan peningkatan kecemasan," katanya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler