Taliban Mengutuk Serangan Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat Terhadap ISIS-K Karena Ada Korban Sipil

29 Agustus 2021, 16:57 WIB
Reaper memiliki kapasitas untuk delapan rudal Hellfire.* /The Sun /Darren Fletcher

ZONA PRIANGAN - Taliban mengutuk serangan balas dendam Amerika Serikat terhadap ISIS-K (Khorasan) yang menggunakan drone MQ-9 Reaper.

Taliban memiliki data, serangan itu tidak hanya menewaskan anggota ISIS-K yang menjadi target, tapi juga ada korban sipil.

Beberapa penduduk kota di Provinsi Nangarhar Afghanistan melaporkan ledakan itu juga menimpa warga yang tidak bersalah.

Baca Juga: Kakek dan Cucu Sudah Melambaikan Paspor untuk Masuk Pesawat, Keduanya Tewas Jadi Korban Bom Bunuh Diri

“Perempuan dan anak-anak termasuk di antara korbannya,” kata Malik Adib, warga setempat yang disadap oleh Taliban.

Penduduk lain yang lebih memilih untuk tetap anonim karena takut akan pembalasan AS mengatakan kepada NBC News bahwa mereka mendengar ledakan besar di tengah malam.

Mereka melanjutkan awalnya mengira seseorang telah menembakkan roket, tetapi kemudian terlihat drone melayang di atas daerah itu.

Baca Juga: Keluarga Besar Marinir Berduka, Sehari Setelah Menyelamatkan Bayi, Nicole Gee Tewas oleh Teror Bom Bunuh Diri

Dikutip The Seun, sebelumnya Amerika Serikat mengklaim, serangan yang menggunakan drone MQ-9 Reaper tepat sasaran dan tidak ada korban sipil.

Dua pentolan ISIS-K yang saat itu mengendarai mobil tewas oleh hantaman roket yang diluncurkan dari drone MQ-9 Reaper.

Serangan drone MQ-9 Reaper dikendalikan dari pangkalan AS di Timur Tengah.

Baca Juga: Dulu CIA Pasok Senjata untuk Kelompok Mujahid, Kini Kepala Khalil Haqqani Dihargai Rp71,6 Miliar

Drone MQ-9 Reaper memiliki kapasitas amunisi berpemandu laser dan rudal Hellfire presisi, yang diluncurkan dengan menekan tombol sejauh 7.350 mil.

Serangan drone MQ-9 Reaper yang dilakukan Amerika Serikat sebagai aksi balas dendam terhadap bom bunuh diri ISIS-K.

Bom bunuh diri dari anggota ISIS-K menewaskan lebih dari 150 orang, termasuk 13 anggota Marinir AS.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler