Wanita Kuba Menuduh, Semasa Hidupnya Diego Maradona Telah Melecehkan dan Memperkosanya

24 November 2021, 12:02 WIB
Wanita Kuba menuduh bahwa 20 Tahun Lalu Diego Maradona telah melecehkan dan memperkosanya. /Reuters

ZONA PRIANGAN - Seorang wanita asal Kuba berusia 37 tahun yang berselingkuh dengan Diego Maradona saat masih di bawah umur pada 20 tahun lalu, menuduh mendiang idola Argentina itu dan rombongannya pada Senin, 22 November 2021 telah melakukan kekerasan dan pelecehan, termasuk pemerkosaan dan menahannya di luar kehendaknya.

Mavys Alvarez Rego, yang sekarang tinggal di Miami, mengatakan kepada pers di Buenos Aires bagaimana dia bertemu Maradona pada usia 16 tahun, ketika bintang itu, yang saat itu berusia empat puluhan, tinggal di Kuba, tempat dia menjalani perawatan ketergantungan terhadap narkoba.

"Saya terpesona, dia memenangkan saya... Tapi setelah dua bulan semuanya mulai berubah", katanya, mengklaim bahwa Maradona, yang meninggal karena serangan jantung setahun yang lalu pada usia 60, telah mendorongnya untuk mencoba kokain, pada gilirannya membuatnya memiliki ketergantungan, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP, Selasa 23 November 2021.

Baca Juga: Isu Perpisahan Priyanka Chopra dengan Nick Jonas Ditepis Keras oleh Madhu Chopra

"Saya mencintainya tetapi saya juga membencinya, saya bahkan berpikir untuk bunuh diri," katanya.

Maradona secara luas dianggap sebagai salah satu pesepakbola terhebat dalam sejarah dan menginspirasi Argentina ke Piala Dunia 1986.

Dia meninggal pada tahun lalu setelah menjalani operasi otak karena adanya gumpalan darah, setelah selama puluhan tahun berjuang melawan kecanduan kokain dan alkohol.

Baca Juga: Ikatan Cinta Rabu 24 November 2021: Jejak Kejahatan Irvan Tertinggal di Makam, Hati Katrin Tertutup bagi Rendy

Alvarez Rego, ibu dari dua anak berusia 15 dan empat tahun, mengatakan hubungannya dengan Maradona berlangsung "antara empat dan lima tahun" tetapi dia menjadi sasaran pelecehan.

Dia mengklaim bahwa selama perjalanan ke Buenos Aires dengan Maradona pada 2001, dia telah ditahan selama beberapa minggu di sebuah hotel oleh rombongan Maradona, dilarang keluar sendirian, dan dipaksa melakukan operasi pembesaran payudara.

Dia juga mengklaim bahwa Maradona telah memperkosanya pada satu kesempatan di rumah mereka di Havana dan menyebutkan beberapa episode kekerasan fisik lainnya.

Baca Juga: Rusia Menuduh AS Akan Melakukan Serangan Nuklir di Tengah Ketegangan Masalah Ukraina

Alvarez Rego sendiri belum mengajukan laporan tetapi memberikan bukti pada pekan ini di Buenos Aires kepada jaksa Argentina sehubungan dengan laporan yang diajukan oleh LSM Argentina.

Organisasi yang disebut Foundation for Peace mengajukan pengaduan setelah melihat pengakuannya di media Amerika dalam beberapa pekan terakhir.

Pengaduan tersebut khususnya berkaitan dengan perdagangan manusia, perampasan kebebasan, perbudakan paksa dan penyerangan.

Baca Juga: Geng 'Charlie's Angels' Mengedarkan Narkoba secara Terorganisir dengan Keuntungan Rp1,73 Miliar per Bulan

Alvarez Rego mengatakan dia berbicara setelah bertahun-tahun bungkam untuk menyeimbangkan beberapa cerita yang diceritakan dalam serial TV tentang Maradona menjelang peringatan pertama kematiannya pada 25 November.

Dia menyarankan bahwa dia tidak akan memulai proses lebih lanjut.

"Saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan, sisanya saya serahkan ke pengadilan," katanya.

Baca Juga: Pengguna Google Maps Dibuat Bingung setelah Menemukan Bangunan Berbentuk Penis yang Lucu di Sebuah Situs

"Saya mencapai tujuan saya: untuk mengatakan apa yang terjadi pada saya, untuk mencegah hal itu terjadi pada orang lain, atau setidaknya agar gadis lain merasakan kekuatan, keberanian untuk berbicara," ujarnya.

Lima anggota rombongan Maradona yang telah terlibat semuanya membantah tuduhan melalui pengacara mereka. Satu orang telah melaporkan LSM tersebut karena dinilai telah menyebarkan fitnah.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler