Batalyon Babushka Siap Melindungi Ukraina dari Gempuran Rusia, Berjaga di Kota Mariupol

16 Februari 2022, 04:53 WIB
Valentyna Konstantynovska (79) siap bertempur untuk negaranya.* /Sky/

ZONA PRIANGAN - gerakan ekstrem sayap kanan Ukraina Batalyon Azov menawarkan pelatihan militer kepada para warga, termasuk para wanita tua.

Para pensiunan ini mengklaim siap untuk mempertahankan negaranya ketika ketegangan meningkat di perbatasan.

Para pemimpin dunia memperingatkan kemungkinan invasi Rusia di Ukraina bisa kapan saja, namun, para nenek yang biasa disebut babushka ini tidak akan gentar, berdiri tegar di Kota Mariupol dan siap bertempur.

Baca Juga: Rusia Akan Menanggung Kekalahan Berdarah jika Berani Menyerang Kiev, Tabach: Ukraina Tolak Pelukan Moskow

Berpose tiarap di matras dengan menggenggam senapan AK-47, Valentyna Konstantynovska (79), mengatakan ia tidak berniat untuk meninggalkan kotanya saat terjadi sebuah invasi.

Nenek ini mengatakan: “Saya mencintai kotaku, saya tidak akan meninggalkannya. Putin tidak akan membuat saya takut.

Ya, ini mengerikan, tetapi kami akan berdiri untuk Ukraina sampai tetas darah penghabisan”.

Baca Juga: Mata-mata Inggris Sebut Rusia Ingin Mengubah Rezim di Ukraina Seusai Serangan Besar-besaran

Nenek renta ini mengambil bagian dalam pelatihan yang diorganisasi oleh gerakan Neo-Nazi, Azov, untuk melatih penduduk Mariupol bagaimana mempertahankan dirinya.

Menurut Al-Jazeera, pelatihan ini meliputi pelajaran dasar dalam pertolongan pertama perawatan medis, bertahan hidup dan evakuasi, keamanan senjata dan bagaimana cara menembakkan senjata.

Konstantynovska mengatakan: “Saya telah memimpikan sejak 2014 untuk belajar menggunakan sebuah senjata, tetapi sering dikatakan ‘‘babushka, Anda terlalu tua untuk hal itu. Anda akan jatuh tersungkur sekali pukul”.

Baca Juga: Eropa di Ambang Perang, Rusia Tidak Hanya Mengincar Ukraina, tapi juga Estonia, Latvia dan Lituania

Dibentuk pada 2014, Azov merupakan ekstrem sayap kanan dan unit Neo Nazi di Garda Nasional Ukraina, yang berbasis di Mariupol.

Pernah mengambil bagian dalam pemilu 2019 di Ukraina tetapi tidak mendapat kursi.

Azov dilarang di media sosial Facebook karena sering melontarkan ujaran kebencian, dan pelatihannya dipromosikan di Instagram, dengan tidak menyebutkan keterlibatan Azov.

Baca Juga: Intelijen AS Sebut Serangan Rusia ke Ukraina Terjadi Besok Lewat Serangan Rudal dan Didukung 200.000 Tentara

Para wanita bergabung dengan Azov sebagai sukarelawan sejak konflik pecah di negara ini pada 2014.

Mereka telah menggali parit, menyediakan pasokan, membuat jaring, menawarkan perawatan medis dan bahkan membangun menara pengawas.

Anggota wanita sepuh lainnya, Liudmyla Smahlenko (65), mengatakan ia telah mengembangkan perasaan kuat bagi para pemuda untuk bertempur.

Baca Juga: Petani Alpukat Michoacan Menangis, Pas Panen Raya Amerika Serikat Tidak Mau Membeli

Ia mengatakan: “Kami siap sebagai batalion babushka. Siap bertempur bila Rusia menyerang.”***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler