ZONA PRIANGAN - Selain tidak mencapai target invasi, militer Rusia mengalami kerugian besar di darat, laut dan udara.
Pasukan Vladimir Putin telah kehilangan tujuan perang yang paling penting. Sebagian besar terhenti di semua lini.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Vladimir Putin salah perhitungan dengan berharap menaklukan Ukraina dalam hitungan hari.
Di luar dugaan, tentara dan warga Ukraina mampu bertahan bahkan menyerang balik hingga memasuki minggu ke-4.
Bahkan, Rusia harus kehilangan beberapa jenderal dan perwira tinggi yang menjadi komandan di lapangan.
Beberapa bulan sebelum menyerang Ukraina, Rusia telah mengumpulkan lebih dari 200.000 tentara di sepanjang perbatasan.
Kremlin mengantisipasi kampanye akan berjalan cepat, dan beberapa pengamat mengatakan Rusia tidak mempersiapkan konflik militer berkepanjangan dalam hal logistik, pasokan, rotasi pasukan tempur, dan teknologi informasi.
“Tampaknya kampanye mengalami kesulitan yang lebih besar dari yang diharapkan dalam hal kemajuan,” John R. Deni, profesor peneliti di Institut Studi Strategis US Army War College, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Ini kemungkinan besar merupakan hasil dari perencanaan yang buruk, moral yang buruk, logistik yang buruk, dan perlawanan keras dari pasukan Ukraina,” ujar John.
Baca Juga: Drone Bunuh Diri KUB-BLA Milik Rusia Beredar di Ukraina, Sengaja Menabrak Target hingga Meledak
Memang, rencana awal Rusia untuk melancarkan serangan kilat telah gagal.
Konflik saat ini lebih mirip perang antara Uni Soviet dan Finlandia pada tahun 1939-1940, ketika kemajuan pasukan Soviet, setelah merebut wilayah perbatasan yang tidak signifikan, dengan cepat dihentikan oleh perlawanan dari para pembela.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan perlawanan Ukraina tetap kukuh dan terkoordinasi dengan baik.
Baca Juga: Rusia Tidak Belajar dari Pengalaman, Kini Tank Kremlin Jadi Santapan Panzerfaust 3-IT dari Jerman
Sementara sebagian besar wilayah Ukraina, termasuk semua kota besar, tetap berada di tangan Ukraina.
Menurut banyak analis Barat, Moskow meremehkan kemampuan dan kesiapan Ukraina untuk berperang.***