Serangan Gelombang Kedua Pasukan Kremlin, Vladimir Putin Akan Gunakan Taktik Ala Nazi Volkssturm

11 April 2022, 11:40 WIB
Sebuah tank Rusia yang hancur terlihat di tengah serangan pasukan Vladimir Putin di Ukraina berlanjut.* /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Rusia akan menggunakan taktik Nazi Pimpinan Adolf Hitler dalam peperangan di Ukraina.

Seiringan rencana serangan gelombang kedua, Vladimir Putin memerintahkan pekrekrutan tentara baru.

Dalam hal ini, Putin mengaktifkan kembali tentara yang sudah pensiun dan berumur di atas 60 tahun.

Baca Juga: Ramzan Kadyrov: Rusia Belum Kalah, Ada Serangan Gelombang Kedua yang Menaklukan Kiev dan Kota Lain

Strategi itu mirip dilakukan Nazi dengan membangun "Volkssturm", yakni pasukan sipil yang diterjunkan berbulan-bulan di Perang Dunia Kedua.

Strategi "Volkssturm" mengirim tentara terdiri dari pria Jerman berusia antara 16 dan 60 yang belum bertugas di militer.

Sejumlah unit distrik didirikan di sekitar Jerman, dikelola oleh anggota Pemuda Hitler, orang tua, atau pria yang sebelumnya dianggap tidak layak untuk dinas militer.

Baca Juga: Pasukan Rusia Ledakkan Tanker Asap Nitrat tapi Asap Beracun Justru Mengarah ke Posisi Tentara Kremlin

Saat ini Rusia butuh tentara dari sipil karena sudah banyak kehilangan pasukan di perang Ukraina.

Pertempuran besar diperkirakan akan terjadi di Donbass di mana pasukan Kremlin ditempatkan kembali setelah gagal merebut Kiev, lapor The Sun.

Untuk menghadapi kondisi itu, Vladimir Putin berencana merekrut pensiunan tentara, menggantikan mereka yang telah gugur.

Baca Juga: Rusia Membombardir 86 Unit Militer di Dnipro, Mykolaiv, dan Kharkiv, Ukraina Catat 5.600 Kejahatan Perang

Intelijen Inggris mengklaim taktik itu akan digunakan dalam upaya untuk menghasilkan lebih banyak kekuatan tempur sebagai tanggapan atas kerugian yang meningkat di hadapan para pejuang Ukraina.

Langkah itu digariskan oleh Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen terbaru pada hari Minggu.

Dikatakan: “Menanggapi kerugian yang meningkat, angkatan bersenjata Rusia berusaha untuk meningkatkan jumlah pasukan dengan personel yang diberhentikan dari dinas militer sejak 2012."

Baca Juga: Pengemudi Tank Rusia Tewas di Ukraina, Dia Tidak Tahu Wajah Anaknya yang Baru Lahir

“Upaya untuk menghasilkan lebih banyak kekuatan tempur juga termasuk mencoba merekrut dari wilayah Transnistria Moldova yang tidak dikenal,” ujarnya.

Para rekrutan baru bisa berusia lebih dari 60 tahun dengan Undang-Undang Federal membatasi usia personel Militer Rusia, 19FortyFive melaporkan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler