Network
ZONA PRIANGAN - Entah apa yang ada dalam pikiran nenek 70 tahun ini ketika ingin membunuh suaminya dengan cara memberi racun dalam kopi.
Sayangnya upaya pembunuhan itu gagal, walau sang suami meminum kopi yang sudah diberi racun itu.
Seusai minum kopi yang mengandung racun itu, sang suami memang jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit, cuma nyawanya tertolong.
Baca Juga: Bahaya! Sudah Beredar Eskrim Buatan China Mengandung Covid-19, yang di Gudang Disegel
Sialnya lagi, aksi nenek yang memberi racun dalam kopi terekam kamera pengawas (CCTV).
Detektif kemudian menemukan bukti, kopi tersebut diberi racun asam borat yang biasa untuk membunuh kecoa atau semut.
Aksk memberi racun nenek Suncha Tinerva yang tinggal di New York, Amerika Serikat, terjadi pada 12 Januari 2021.
Baca Juga: Perusahaan Unik, Absensi Karyawan Berupa Salat Dhuha, Hafal Alquran 1 Juz Dapat Hadiah Umrah
Dalam rekaman CCTV, terlihat Tinerva mencampurkan zat bubuk putih dalam kopi yang disuguhkan kepada suaminya.
"Serbuk putih itu berasal dari botol dengan tutup merah dan label kuning," pernyataan dari kantor Jaksa Wilayah Queens Melinda Katz.
Tinerva mengambil botol dari lemari di bawah wastafel dan diduga membubuhi kopi suaminya dua atau tiga kali, kata kantor Katz.
Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya
Pihak berwenang kemudian menemukan bahwa isi botol tersebut diduga mengandung 100% asam borat.
Pusat Informasi Pestisida Nasional menyebutkan, orang yang makan asam borat mengalami mual, muntah, sakit perut, dan diare.
Makan asam borat dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan ruam kulit merah seperti 'lobster rebus', diikuti oleh kerontokan kulit.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Tangan Sering Kesemutan, Itu Sebagai Salah Satu Tanda Penyakit Berbahaya
Baca Juga: Kaum Pria Pasti Malu Menderita Penyakit Ini tapi Cobalah Ramuan Daun Pandan untuk Mengatasinya
Orang yang menghirup asam borat mengalami mulut, hidung, dan tenggorokan kering, demikian dikutip zonapriangan.com dari ABC News.
Bahkan korban juga bisa terserang batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, dan mimisan.
Hakim Gershuny memerintahkan Tinerva untuk kembali ke pengadilan pada 10 Maret dan, jika terbukti bersalah bisa menghadapi hukuman empat tahun penjara.***
