Itu terjadi setelah negara mengakui bahwa mereka menghadapi krisis pangan yang lebih buruk selama bertahun-tahun dan berada di ambang kelaparan.
Dilaporkan tokoh-tokoh terkemuka di negara itu sedang menghidupkan retorika nasionalis untuk mengalihkan perhatian penduduk yang terisolasi dari krisis kelaparan yang membayangi.***