Juru Bicara Taliban: Pemerintah Baru Taliban Akan Segera Diumumkan

- 7 September 2021, 09:00 WIB
Pemerintah baru Taliban akan segera diumumkan.
Pemerintah baru Taliban akan segera diumumkan. /NDTV.com

Baca Juga: Wanita Pelatih di SeaWorld Tewas Mengerikan Dilempar, Dicabik dan Ditenggelamkan Paus Pembunuh

Panjshir, kantong terakhir perlawanan bersenjata melawan Taliban, memiliki sejarah sulit untuk ditaklukkan musuh.

Lembah pegunungan yang terjal masih dipenuhi reruntuhan tank yang hancur selama perang panjang melawan Uni Soviet pada 1980-an.

Pertempuran Panjshir telah menjadi contoh paling menonjol dari perlawanan terhadap Taliban. Tetapi beberapa kota juga menyaksikan protes kecil dan terisolasi untuk hak-hak perempuan atau untuk membela bendera hijau, merah dan hitam dari republik Afghanistan yang ditaklukkan.

Baca Juga: Michael Schumacher Terus Berjuang setelah 8 Tahun sejak Kecelakaan Ski, Jean Todt: Perlahan dan Pasti Membaik

Pasukan asing pimpinan AS mengevakuasi sekitar 124.000 warga asing dan warga Afghanistan yang berisiko dalam minggu-minggu sebelum pasukan AS terakhir meninggalkan Kabul, tetapi puluhan ribu yang takut akan pembalasan Taliban masih tertinggal.

Sekitar 1.000 orang, termasuk warga Amerika, telah terjebak di Afghanistan utara selama berhari-hari menunggu izin untuk penerbangan charter mereka untuk berangkat, kata seorang penyelenggara kepada Reuters, menyalahkan keterlambatan itu pada Departemen Luar Negeri AS.

Kekuatan Barat mengatakan, mereka siap untuk terlibat dengan Taliban dan mengirim bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terlantar akibat kekeringan dan perang, tetapi pengakuan formal dari pemerintah dan bantuan ekonomi yang lebih luas akan bergantung pada tindakan, bukan hanya janji, untuk melindungi hak asasi manusia.

Baca Juga: Komandan Taliban Mullah Neda Mohammad Jadi Gubernur Nangarhar Tangkapi Anggota ISIS-K

PBB mengatakan akan mengadakan konferensi bantuan internasional pada 13 September untuk membantu mencegah apa yang disebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai bencana kemanusiaan yang mengancam.***

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah