Network
ZONA PRIANGAN - China menganggap Taiwan sebagai pemberontak yang ingin memisahkan diri.
Bahkan orang-orang yang berkuasa di Taiwan dinilai sebagai separatis yang wajib dibawa ke pengadilan.
Surat kabar yang dikendalikan Partai Komunis The Global Times menyebutkan, tekad China untuk menyatukan Taiwan bukan sekadar gertak sambal.
Baca Juga: Pertahanan Amerika Serikat di Kutub Utara, Rudal Nuklir China Bisa Menyerang dari Kutub Selatan
China akan mempertahankan Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya dengan cara apa pun, bila perlu dengan kekuatan militer.
The Global Times menuduh pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen yang mengembar-gemborkan kemerdekaan, sebagai "kegilaan terakhir".
Ancaman pun sudah dilontarkan, para pemberontak di Taiwan akan ditangkap dan diajukan ke pengadilan.
Baca Juga: Amerika Serikat Ada di Belakang Taiwan, Tidak Membiarkan China Lakukan Pencaplokan Pulau Itu
"Harapan solusi damai untuk pertanyaan Taiwan menurun tajam. Sekarang militer China siaga penuh," tulis artikel The Global Times.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dapat dengan mudah menaklukkan Taiwan dan pulau itu hanya akan mengerahkan upaya sia-sia untuk menolak reunifikasi dengan paksa.
Hitung-hitungan di atas kertas, kekuatan militer Taiwan memang tidak sebanding dengan China.
Baca Juga: China Pastikan Pukul Mundur Amerika Serikat dan Ciptakan Kiamat di Taiwan
Namun Taiwan, tetap percaya diri bisa memberi serangan balik yang mematikan terhadap China. Ditambah lagi jika ada dukungan Amerika Serikat.
Data yang dikutip The Sun, China memiliki 2,1 miliar tentara, sedangkan Taiwan hanya 165 ribu tentara.
Perbandingan di pesawat tempur pun sangat jauh dimana China punya 3.260 pesawat sementara Taiwan cuma 739 pesawat.
Baca Juga: Selain Menyerbu Markas Presiden Taiwan, Ada Strategi Tentara China Menguasai SMP Putri Taipei
China punya 3.205 tank, Taiwan cuma 1.160 tank. Kapal perang China ada 775 sementara Taiwan punya 117.
Terakhir senjata yang mematikan, China punya 350 nuklir, sedangkan Taiwan sama sekali tidak punya.***
