Beberapa di antaranya disebut "serangan penghapus" yang menghapus data penting dalam sistem komputer yang diretas.
Peretas menggunakan serangkaian teknik untuk mendapatkan akses ke sistem Ukraina, seperti "phishing, penggunaan kerentanan yang belum ditambal, dan membahayakan penyedia layanan TI hulu."
Baca Juga: Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Drone China untuk Menavigasi Rudal Kiev, DJI Tangguhkan Bisnis di Moskow
"Para pelaku ini sering memodifikasi malware mereka dengan setiap penyebaran untuk menghindari deteksi," kata laporan itu, mencatat bahwa penyerang cyber telah mulai mempersiapkan kampanye mereka pada awal Maret 2021, hampir setahun sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina.
"Ketika pasukan Rusia pertama kali mulai bergerak menuju perbatasan dengan Ukraina, kami melihat upaya untuk mendapatkan akses awal ke target yang dapat memberikan informasi intelijen tentang militer Ukraina dan kemitraan asing," katanya.
"Kemungkinan serangan yang kami amati hanyalah sebagian kecil dari aktivitas yang menargetkan Ukraina," jelas Microsoft, memberikan catatan.***