ZONA PRIANGAN – Lumba-lumba telah digunakan untuk melindungi basis Angkatan Laut Rusia di Krimea, menurut para pakar militer, ketika citra satelit terbaru muncul.
Foto-foto tersebut diambil dari angkasa yang memperlihatkan kandang lumba-lumba di pelabuhan Sevastopol, kota terbesar di Krimea dan pelabuhan utama yang berhadapan dengan Laut Hitam.
Mamalia ini telah digunakan untuk menghalangi misi-misi bawah air dengan mendeteksi para perenang dan ranjau, menurut laporan Institut Angkatan Laut AS, seperti dikutip Mirror.co.uk.
Gambar-gambar satelit tersebut telah dipublikasikan oleh Maxar Technologies, yang menyediaan foto-foto perang sejak invasi Rusia ke Ukraina Februari lalu.
Laporan USNI mengatakan belum jelas apakah militer Ukraina melakukan sabotase di basis tersebut, tetapi dijelaskan bagaimana program mamalia laut telah melatih binatang-binatang ini untuk melakukan tugas-tugas perlindungan.
"Ini bisa mencegah operasi-operasi khusus pasukan Ukraina yang menyusup ke pelabuhan tersebut dari bawah air untuk menyabotase kapal-kapal perang,” kata laporan tersebut.
Amerika Serikat juga memiliki Sistem Mamalia Laut Mark 7, yang dikenal sebagai lumba-lumba hidung botol, untuk mendeteksi ranjau, seperti laporan Forces News.
Sebelum invasi Rusia, Gervase Phillips, seorang dosen sejarah, politik dan filosofi di Universitas Metropolitan Manchester, mengatakan kepada Forces News mengenai peran binatang yang dimiliterisasi.
“Kita tidak memiliki hidung seperti anjing untuk melacak bahan peledak dan tidak memiliki kemampuan menemukan sesuatu di dasar laut sehebat lumba-lumba atau singa laut,” katanya.
Baca Juga: Setelah Minyak, Gas, dan Indomie, Perang Rusia-Ukraina Kini Mengganggu Produksi Bir Chernigivske
“Ada banyak jenis peran militer seperti itu, sayangnya, kita tidak memiliki alternatif yang lebih praktis,” tambahnya.
Angkatan Laut AS memulai program mamalia lautnya pada 1960, tujuannya untuk mengembangkan hidrodinamika torpedo, dan kemampuan mendeteksi objek di bawah air, dengan mempelajari lumba-lumba.
Lumba-lumba bisa dilatih untuk menemukan lokasi ranjau musuh dan objek-objek hilang di dasar laut.
Menurut laporan Universitas Metropolitan Manchester, Uni Soviet dipercaya telah melatih lumba-lumba seperti AS di sebuah fasilitas di Krimea, Laut Hitam.***