Sebelumnya, kantor berita TASS mengutip seorang pejabat di pemerintahan yang dikendalikan Rusia yang mengatakan bahwa wilayah itu berencana meminta Presiden Vladimir Putin untuk memasukkannya ke dalam Rusia.
Pasukan Rusia juga terus membombardir pabrik baja Azovstal di pelabuhan selatan Mariupol, benteng terakhir pertahanan Ukraina di sebuah kota yang sekarang hampir sepenuhnya dikendalikan oleh Rusia setelah lebih dari dua bulan pengepungan.
Baca Juga: Di PBB, China dan Rusia Menentang Tindakan terhadap Korea Utara Soal Rudal
Resimen Azov Ukraina yang bersembunyi di dalamnya mengatakan Rusia sedang mengebom dan mencoba menyerbunya. Ukraina berusaha menukar tawanan perang Rusia dengan tentara yang terluka di Azovstal.
"Jika ada neraka di bumi, itu ada di sana," tulis Petro Andryushchenko, ajudan Walikota Mariupol Vadym Boichenko, yang telah meninggalkan kota.
Ukraina mengatakan kemungkinan puluhan ribu orang telah tewas di Mariupol. Pihak berwenang Ukraina mengatakan antara 150.000 dan 170.000 dari 400.000 penduduk kota itu masih tinggal di sana di tengah reruntuhan yang diduduki Rusia.
Walikota mengatakan bahwa kecuali perawatan medis dipulihkan dan sistem air diperbaiki, epidemi akan pecah. "Tanpa kondisi yang tepat, kematian di antara kelompok rentan akan meningkat secara eksponensial," ungkapnya.***