Sekitar 95% dari Luhansk sekarang berada di bawah kendali Rusia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui situasinya "sulit" dalam pidato terakhirnya.
“Donbas akan berada di Ukraina karena ini adalah kami, ini adalah esensi kami,” tambahnya.
“Dan bahkan jika Rusia membawa kehancuran dan penderitaan di sana, kami masih akan memulihkan setiap kota dan setiap komunitas,” tegasnya.
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai telah mengakui bahwa pasukan Ukraina mungkin harus mundur untuk mencegah terulangnya pengepungan brutal seperti di Mariupol.
“Mungkin saja agar tidak dikepung, mereka harus pergi,” katanya.
Baca Juga: Tentaranya Banyak Terbunuh, Rusia Buka Rekrutmen Prajurit Baru, Usia di Atas 40 Masih Bisa Mendaftar
“Saraf orang seperti baja. Semangat tinggi dan tidak ada kepanikan," ucapnya.
“Tetapi mayat-mayat itu hanya tergeletak di sana, di jalan. Ada korban di antara anak-anak. Rusia tidak pandang bulu, mereka menembaki daerah pemukiman, penduduk setempat,” ungkapnya.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal tadi malam mengatakan kepada BBC bahwa invasi Rusia telah menyebabkan kehancuran lebih dari 15.000 mil jalan, ratusan jembatan dan 12 bandara.