ZONA PRIANGAN - Aplikasi TikTok yang berbasis di China dituduh menghambat investigasi kejahatan perang pasukan Vladimir Putin.
Itu terjadi setelah TikTok menghapus sejumlah video pembantaian warga sipil Ukraina yang dilakukan prajurit Kremlin.
Aktivis dan pengacara semula akan mengumpulkan video yang diunggah warga Ukraina di TikTok untuk dijadikan bukti di pengadilan internasional.
Baca Juga: Paranormal Baba Vanga Sudah Ramalkan Kehancuran Uni Soviet, Memicu Konflik Rusia dengan Ukraina
Namun, mereka menghadapi hambatan karena kebijakan TikTok yang menghapus video karena dianggap tidak pantas untuk dikonsumsi.
Ketika video dari tentara dan warga sipil Ukraina membanjiri TikTok, para aktivis dan pengacara telah meminta TikTok untuk lebih melestarikan.
TikTok diminta menyerahkan video yang berpotensi digunakan sebagai bukti dalam investigasi dan penuntutan kejahatan perang, Financial Times melaporkan pada hari Jumat.
Tetapi TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, menghapus hampir 90% video yang dianggap "tidak pantas" sebelum ada yang melihatnya, menurut laporan itu.