Baca Juga: Rusia Kehilangan 30 Pusat Logistik Senjata Selama Seminggu, Ternyata Itu Akibat Ulah Tentara Ukraina
“Cara TikTok menyimpan data jauh berbeda, dan di mana mereka menyimpan datanya, di negara mana, jelas juga jauh berbeda,” kata Hasman.
“Saya akan mengatakan itu mungkin salah satu tantangan terbesar,” tambahnya.
Lebih sulit mengumpulkan data dari TikTok daripada Twitter atau Facebook, ujar Hasman.
TikTok menolak komentar Hasman, mengatakan kepada The Post bahwa mereka belum menerima permintaan data apa pun dari Pengadilan Kriminal Internasional. TikTok juga mengatakan telah memenuhi permintaan dari penegak hukum Ukraina.
Dia Kayyali, direktur asosiasi untuk advokasi di sebuah organisasi nirlaba bernama Mnemonic yang mengumpulkan bukti digital pelanggaran hak asasi manusia, juga menyuarakan keprihatinan tentang data TikTok yang disimpan di China.
“Ada banyak kecurigaan terlibat dengan TikTok karena asal-usulnya, dan saya pikir memang seharusnya begitu,” kata Kayyali.
“Saya memiliki kekhawatiran tentang keamanan data di sana, dan tidak sepenuhnya jelas dari mana minat dan pengaruh di perusahaan itu berasal… Terutama menyangkut bahwa China dapat secara langsung memiliki akses ke data itu,” ucapnya.
Baca Juga: Rudal Rusia Menghantam Kota Kharkiv dan Mykolaiv, Dua Gedung Sekolah dan Satu Universitas Hancur