“Jika orang menginginkannya, kita bisa membahasnya bersama nanti,” kata politisi itu, tanpa memberikan garis waktu kapan referendum semacam itu mungkin terjadi.
Pada hari Senin, anggota parlemen Ukraina, Fedor Venislavsky mengatakan kepada Channel 1 bahwa Tbilisi memiliki kesempatan unik untuk merebut kembali wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan, yang dianggap sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Kedua wilayah tersebut mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Georgia pada 2008 menyusul konflik militer singkat antara Moskow dan Tbilisi.
Konflik itu dipicu oleh pasukan Tbilisi yang menembaki wilayah itu, tempat pasukan Vladimir Putin bertindah sebagai penjaga perdamaian.
Ossetia Selatan mengumumkan rencana untuk bersatu dengan Rusia pada Maret tahun ini, tetapi dengan Moskow sekarang berfokus pada konflik dengan Kiev, Tbilisi dapat mencoba untuk mendapatkan kembali kedua republik yang memisahkan diri itu, kata Venislavsky.
Baca Juga: Bentrok Lagi, Prajurit Chechnya Lawan Pasukan Buryatia Rusia Rebutan Rampasan Perang di Vasylivka
Komentar serupa dibuat pada bulan Agustus oleh kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov, yang mengatakan kepada Channel 24 Ukraina bahwa Georgia harus “merebut kembali” wilayah tersebut.
Kata-kata Danilov memicu serangkaian kritik dari oposisi Georgia pada saat itu, dengan beberapa mencap gagasan Georgia bergabung dalam konflik sebagai "tidak relevan" dan "tidak pantas".***