Dia berharap bisa mulai belajar di Universitas Normal Guangxi yang berafiliasi dengan SMA-nya, setelah lulus pada 2018.
Namun upayanya belum berhasil, bahkan orangtuanya pun sering dipanggil oleh pihak otoritas pendidikan setempat, kata Hongyi kepada the Guardian.
Baca Juga: Unik, Ulah Sahabat NOAH Meniru Ucapan Ariel dengan Bahasa Daerah Masing-masing
Dia mendapat tekanan untuk menghentikan aktivitas perubahan iklimnya dan dilarang melakukan wawancara dengan media luar.
“Saya tidak ingin berhenti," kata Hongyi mengenai aktivitasnya itu. "Saya ingin banyak orang mengetahui."
Saat ini penyumbang karbondioksida terbesar di dunia, Cina diharapkan bertemu di Persetujuan Paris untuk berjanji membuat perkembangan penurunan emisi karbon sebelum 2030.
Baca Juga: Terburu-buru Datang ke Latihan Persib, Atep Kecelakaan
Sementara dia menunggu untuk bisa kembali sekolah, Hongyi telah memulai inisiatifnya yang disebut Tumbuhan untuk Bertahan.
Ou Hongyi mengajak orang muda Cina untuk menanam banyak pohon.
Dari November tahun lalu hingga Januari 2020, kelompok ini sudah menanam lebih dari 300 pohon di dan sekitar Guilin.***