Iklan Mobil Bekas sebagai Senjata Peretas: Diplomat di Ukraina dalam Ancaman

- 13 Juli 2023, 00:44 WIB
Iklan mobil bekas palsu yang dibuat oleh peretas yang diduga bekerja untuk badan intelijen asing Rusia dalam upaya membobol komputer puluhan diplomat di kedutaan besar di Ukraina, digambarkan dalam gambar selebaran tak bertanggal ini.
Iklan mobil bekas palsu yang dibuat oleh peretas yang diduga bekerja untuk badan intelijen asing Rusia dalam upaya membobol komputer puluhan diplomat di kedutaan besar di Ukraina, digambarkan dalam gambar selebaran tak bertanggal ini. /Unit 42/Handout via REUTERS

Pada tahun 2021, badan intelijen Amerika Serikat dan Inggris mengidentifikasi APT29 sebagai bagian dari Layanan Intelijen Luar Negeri Rusia, yaitu SVR. SVR tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan Reuters untuk memberikan komentar tentang kampanye peretasan tersebut.

Pada bulan April, otoritas kontra-intelijen dan keamanan cyber Polandia memperingatkan bahwa kelompok yang sama telah melakukan "kampanye intelijen yang meluas" terhadap negara-negara anggota NATO, Uni Eropa, dan Afrika.

Baca Juga: Kedatangan Wagner di Belarus: Polandia Bersiap Hadapi Ketegangan Perbatasan

Para peneliti di Unit 42 dapat menghubungkan iklan mobil palsu tersebut dengan SVR karena para peretas menggunakan kembali alat dan teknik tertentu yang sebelumnya telah terhubung dengan lembaga mata-mata tersebut.

"Lembaga diplomatik akan selalu menjadi target mata-mata yang sangat berharga," demikian laporan dari Unit 42 tersebut. "Enam belas bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, sangat mungkin bahwa intelijen mengenai Ukraina dan upaya diplomatik sekutu adalah prioritas tinggi bagi pemerintah Rusia".

BMW bekas
Diplomat Polandia tersebut mengatakan bahwa dia telah mengirimkan iklan aslinya ke berbagai kedutaan besar di Kyiv, dan seseorang telah meneleponnya karena harga yang tertera terlihat "menarik".

Baca Juga: Serangan Mematikan di Lviv: Rusia Menyerang Gedung Hunian, Lima Orang Tewas

"Ketika saya memeriksa, saya menyadari bahwa mereka berbicara tentang harga yang sedikit lebih rendah," kata diplomat tersebut kepada Reuters.

Para peretas SVR, ternyata, telah mencantumkan BMW diplomat tersebut dengan harga yang lebih rendah - 7.500 euro (sekitar Rp124 juta) - dalam versi palsu dari iklan tersebut, dalam upaya untuk mendorong lebih banyak orang untuk mengunduh perangkat lunak berbahaya yang akan memberikan akses jarak jauh ke perangkat mereka, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

Perangkat lunak tersebut, demikian kata Unit 42, disamarkan sebagai album foto mobil BMW bekas tersebut. Upaya untuk membuka foto-foto tersebut akan menginfeksi mesin target, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah