WHO: 172 Negara Berembuk Mengenai Akses Vaksin Covid-19

- 26 Agustus 2020, 21:38 WIB
Para pelanggan mengenakan masker saat mengunjungi restoran yang baru dibuka di  Beijing, China, pada 15 Agustus 2020.*/UPI
Para pelanggan mengenakan masker saat mengunjungi restoran yang baru dibuka di Beijing, China, pada 15 Agustus 2020.*/UPI /

ZONA PRIANGAN – Lebih dari 170 negara sedang berembuk dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk berpartisipasi dalam ikhtiar menyediakan akses untuk seluruh dunia pada vaksin Covid-19, badan kesehatan PBB ini mengatakan, penting bagi mereka untuk mengkonfirmasi komitmennya di akhir Agustus ini.

WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa baru-baru ini tengah melakukan diskusi dengan 172 negara untuk bergabung dalam Fasilitas Covax  yang bertujuan untuk membuat dan menyediakan akses yang sama bagi seluruh dunia pada vaksin Covid-19 saat dikembangkan.

Tedros Adhanom Ghebreysus, direktur jenderal WHO, mengatakan dalam briefing media bahwa Covax adalah mekanisme kritis untuk mengembangkan vaksin sebagai sumber daya dan menyebarkan kandidat vaksin untuk seluruh negara.

Baca Juga: Ini Update Harga Sepeda Lipat, Akhir Agustus, Mulai Brompton, Polygon, Pacific dan United Bike

WHO mengatakan fasilitas tersebut memiliki portofolio vaksin Covid-19 yang lebih besar dan beragam di dunia, termasuk sembilan kandidat vaksin yang sedang dievaluasi. “Saat ini juga sedang berbicara dengan lebih dari empat pembuat vaksin yang bergabung dengan fasilitas ini,” kata Tedros.

“Kita bekerja dengan pembuat vaksin untuk menyediakan bagi seluruh negara yang bergabung dalam upaya tepat waktu dan akses yang sama kepada semua vaksin, yang sudah dilisensi dan disahkan,” tambahnya seperti dikutip laman UPI.com baru-baru ini.

“Persamaan akses pada vaksin Covid-19 adalah kunci untuk melawan virus dan merintis jalan untuk memulihkan dari pandemi ini,” kata Stefan Lovfen, perdana menteri Swedia, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Update Harga Sepeda Polygon, 24 Agustus 2020 Mulai dari MTB, BMX, hingga Sepeda Lipat

"Ini bukanlah perlombaan dengan sedikit pemenang dan Fasilitas Covax bagian penting dari solusi ini, meyakinkan seluruh negara bisa memetik manfaat dari akses portofolio terbesar dunia dari kandidat vaksin dan adil serta distribusi yang sama dari dosis vaksin ini.” imbuhnya.

Suksenya Covax, kata WHO, tergantung tidak hanya mengamankan komitmen negara-negara, namun mengamankan pendanaan untuk riset dan pengembangan serta mendukung partisipasi negara-negara yang pendapatannya lebih rendah.

Tedros mengatakan persaingan berbagai bangsa dan perusahaan pada vaksin akan memicu naiknya harga, “Jalan keluar kita dari pandemi ini adalah kebersamaan,” katanya.

Baca Juga: Harga Terkini Sepeda Balap Polygon, Pekan Ketiga Agustus 2020

Rencana untuk menggulirkan vaksin secara global, adalah meyakinkan pada risiko paling tinggi di seluruh dunia, termasuk pekerja medis dan orang tua, harus dicover bila pasokan rendah.

Bila pasokan meningkat, pembayaran akan membesar berdasarkan kerentanan setiap negara pada Covid-19, dengan target mengantarkan paling sedikit 2 miliar dosis vaksin efektif di akhir tahun depan.

Walaupun menjadi episenter global pandemi dengan lebih dari 5,7 juta terinfeksi, Amerika Serikat tidak menunjukkan ketertarikannya berpartisipasi dalam inisiatif ini.

Baca Juga: Satnarkoba Polres Indramayu Amankan Satu Terduga Penyalahgunaan Jenis Sabu-sabu Seberat 3,24 Gram

Sebagai pendonor terbesar ke WHO, AS secara resmi meminta untuk keluar dari organisasi ini di awal Juli lalu, setelah Presiden Donald Trump dan administrasinya menuduh China telah menutup-nutupi awal merebaknya virus ini.

Virus ini muncul di pusat kota Wuhan China pada Desember lalu dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Menurut para peneliti di Universitas Johns Hopkins, pandemi ini telah menginfeksi 23,6 juta orang, dan memakan korban nyawa sebanyak 813.418 orang.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah